Sayu Ketut Sutrisna Dewi: Bali Belum Mandiri

(Baliekbis.com), Pilar ekonomi Bali berbasis pada pariwisata budaya. Sehingga Bali sangat bergantung pada pariwisata. Bahkan untuk mandiri, Bali masih bergantung pada daerah lain dan negara lain. “Untuk itu perlu ada sinergi. Kita tak bsia melakukannya sendiri, karena kita tak bisa ahli segala-galanya. Dengan bersinergi menjadikan sesuatu lebih berkesinambungan dan kuat,”ujar Panitia BKFEB ke-50 Unud, Sayu Ketut Sutrisna Dewi,S.E.,M.M..Ak. saat jumpa pers di kampus setempat, Rabu (16/8).

Sayu menambahakan, kegiatan ekonomi  yang bersumber dari kearifan lokal perlu dibangkitkan lagi. Karena sesuatu yang berbeda itu yang akan dicari. “Inilah yang akan membedakan Bali dengan daerah lainnya,” jelasnya. Untuk itu  bagaimana kearifan lokal ini lebih digali dan kemudian dikomersialiasi. Bali mesti memberikan nilai tambah yang lebih baik lagi kedepannya melalui produk produk yang dihasilkan.

Sayu Ketut Sutrisna Dewi

Menurut Sayu untuk menumbuhkan ekonomi di masyarakat, peran generasi muda dalam berwirausaha perlu digalakkan.  Sekarang anak-anak banyak melirik kewirausahaan sebagai karir dan profesi yang bisa ditekuni, apapun latar belakang pendidikan mereka. “Terbukti ada dokter buka bisnis kopi dan arsitek berusaha jamur,” ujarnya. Ke depan menurutnya perlu adanya keterampilan dalam berinvestasi. Saat ini masyarakat belum diajarkan cara-cara berinvestasi, seperti di bidang saham yang sesungguhnya tak memerlukan modal besar. Untuk itu peran serta perguruan tinggi (PT) dalam menciptakan sumber daya yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam mengisi pembangunan. Terkait hal itu dalam BKFEB (Badan Kekeluargaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis) ke-50 yang mengusung tema “Dinamika Ekonomi dan Peran Perguruan Tinggi Dalam Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat” akan digelar seminar nasional akan dihadiri beberapa pakar ekonomi sebagai pembicara. Tema tersebut diangkat karena diyakini saat ini yang dibutuhkan oleh masyarakat, bangsa dan negara serta peran perguruan tinggi dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara ekonomi. Acara BKFEB akan berlangsung selama tiga hari (7-9 September). Selain seminar nasional, dalam menyongsong HHUT FEB tersebut juga digelar acara kekeluargaan dan olahraga, reuni agung, charity dan hiburan. (bas)