​Sari Galung: Omed-omedan Tradisi Unik yang Harus Tetap Dijaga dan Dilestarikan 

(Baliekbis.com), Anggota DPRD Bali Ni Wayan Sari Galung,S.Sos. bersama Wakil Wali Kota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa dan istri  menyaksikan pegelaran Omed-omedan di Banjar Kaja Desa Pekraman Sesetan, Kamis (23/3).

Menurut Sari Galung, tradisi unik Omed-omedan biasanya diadakan setelah hari raya Nyepi yakni di hari Ngembak Gni. Dimana para pemuda-pemudi desa saling berciuman.

Tradisi ini sudah dilakukan sejak tahun 2000-an, dan warga di Banjar Kaja Desa Pekraman Sesetan memaknai tradisi tersebut sebagai upaya untuk memperkuat rasa asah, asih, dan asuh.

“Jika dilihat tradisi ini cukup unik, namun bukan berarti tradisi ini ajang untuk mengumbar nafsu birahi. Dan tradisi Omed-omedan ini diikuti oleh para pemuda-pemudi yang berusia 17-30 tahun,” katanya sembari tersenyum.

Lanjutnya, biasanya para peserta yang akan melakukan Omed-omodan terlebih dahulu melakukan penyucian diri lewat persemhyangan bersama di pura setempat. Usai persembahyangan dilanjutkan dengan pementasan Barong Bangkung. Setelah itu, barulah kelompok peserta memasuki pelataran pura.

“Selanjutnya Omed-omedan dimulai dengan dua kelompok yaitu kelompok laki-laki dan perempuan,” ucapnya. Sari Galung juga menyampaikan keunikan dari tradisi ada pada saat kelompok laki-laki dan perempuan yang dibuat saling berhadapan dengan diiringi musik gamelan, dan beberapa saat kemudian tetua desa memberikan aba-aba agar kedua kelompok saling mendekat.

Saat itulah para peserta dari masing-masing kelompok saling gelut (peluk), kemudian saling diman (cium), lalu disiam air dari peserta lainnya saling ngedengin alias tarik menarik. “Maka dari itu, Omed-omedan diistilahkan dengan tradisi saling kedengin, saling gelut, dan saling diman,” terangnya.

Sari Galung menambahkan, tradisi unik Omed-omedan yang ada di Banjar Kaja Desa Pekraman Sesetan, tidak ada mempertontonkan pornoaksi dalam budaya ini, justru esensi dari budaya ini agar para pemuda-pemudi semakin akrab. “Semoga tradisi unik yang menjadi warisan budaya nenek moyang kita akan tetap ada, dan tidak akan pernah tergerus dengan kebudayaan luar,” ujarnya.

Sebelum menyaksikan Omed-omedan, saya juga menyempatkan diri mampir di beberapa stan kuliner yang menyajikan berbagai makanan dan minuman. “Pokoknya momen hari ini, setelah hari raya Nyepi menjadi sangat istimewa khususnya di Banjar Kaja Desa Pekraman Sesetan,” pungkasnya.sus