Sarasehan Penanganan Konflik Sosial Dengan Kearifan Lokal

sarasehan-2

(Baliekbis.com), Dalam upaya membangun komitmen persatuan dan kesatuan, serta terciptanya rasa persaudaraan, saling percaya dan rasa memiliki satu dengan yang lainnya, Pemerintah Kota Denpasar melalui tim koordinasi dan singkronisasi pelaksanaan pembangunan Kota Denpasar mengadakan sarasehan dengan tema “Penanganan Konflik Sosial Dengan Kearifatn Lokal di Kota Denpasar”. Kegiatan yang dibuka langsung Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara dan yang menghadirkan beberapa narasumber dari Kepolisian, TNI, Kejari, DPRD, serta Steak holder dan pihak terkait lainnya pada Jumat (25/11) di Graha Sewaka Dharma Lumintang.

“Menyama braya sebagai simbol kehidupan bersama sebagai satu kesatuan keluarga, membangun solidaritas sosial, kepedulian sosial dan interaksi sosial yang intens yang harus dilakukan untuk menghindari tumbuhnya sikap individualistis dan esklusivisme di kalangan kelompok-kelompok sosial,” demikian disampaikan Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara saat memberi kata pengantar kegiatan sarasehan.

Kita mencoba antisipasi lebih lanjut Rai Iswara mengatakan, jangan sampai konflik sosial itu ada di Kota Denpasar. Selama ini kita pantau tidak ada yang perlu dirisaukan tentang konflik sosial karena peran serta masyarakat Kota Denpasar yakni masyarakat adat, tokoh masyarakat maupun forum kemasyarakatan terus mengupayakan hal-hal yang sangat kondusif dengan itu kita tidak menemukan konflik sosial yang berkepanjangan.

Ia menambahkan, sudah tentunya sarasehan ini bertujuan untuk kita selalu waspada, jangan sampai mudah dihasut, disulut karena konflik itu terjadi karena salah kita menerima opini. Dengan sarasehan ini diharapkan bisa menjadi pemahaman bersama kita kedepan untuk berhati-hati menerima informasi serta menyampikan informasi sehingga masyarakat kita tidak resah. “Dengan sarasehan ini kita gali potensi kearifan lokal kita. Kita kan punya kearifan lokal dari keluarga, banjar,pasemetonan, desa adat dengan ini kita inventarisasi serta identifikasi sehingga penangan dalam konflik bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya yakni penanganan lebih awal dari keluarga, masyarakat baru ketahapan hukum,” ujar Rai Iswara.

Rai Iswara menambahkan, di Kota Denpasar khususnya didalam keanekaragaman suku, budaya, etnis masyarakat yakni  heterogenitas, jangan sampai masalah heterogenitas dijadikan suatu permasalahan yang besar bagi prosesi pembangunan, malahan ini kita tumbuh suburkan perbedaan itu menuju kebersamaan di dalam kebhinekaan untuk membangun Kota Denpasar.

Sedangkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Denpasar, Komang Sugiarta mengatakan sarasehan ini merupakan suatu wujud nyata Pemerintah Kota Denpasar di dalam menangani konflik sosial. Kegiatan yang dihadiri beberapa narasumber dari Kepolisian, TNI, Kejari, DPRD, serta Stick holder diharapkan dapat memberi wawasan serta pembelajaran kepada seluruh komponen masyarakat dalam mengatasi konflik yang terjadi di  dalam kehidupan dengan meningkatkan nilai kearifan lokal sebagai kunci dalam menyelesaikan konflik. (eka/ist)