Sarasehan Olahraga KONI Bali Hasilkan Rekomendasi Pembangunan Keolahragaan Berkelanjutan

(Baliekbis.com), KONI Bali menggelar Sarasehan Olahraga dengan tema “Pembinaan Olahraga Berkelanjutan Menuju Prestasi” Kamis (11/10) di Gedung KONI Bali di areal GOR Ngurah Rai, Jalan Melati, Denpasar. Hasil sarasehan yang digelar serangkaian HUT ke-80 KONI ini akan didokumentasikan dalam bentuk buku.

Kemudian diserahkan kepada Gubernur Bali untuk menjadi semacam rekomendasi utamanya menyangkut pembiayaan dan pembinaan keolahragaan sehingga bisa tertuang dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Pemprov Bali.

Sarasehan ini menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi, praktisi dan pengamat olahraga, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemprov Bali serta dihadiri jajaran pengurus KONI Bali, pengurus KONI kabupaten/kota se-Bali, pengurus cabor-cabor di bawah KONI Bali termasuk para atlet dan pelatih serta insan olahraga dan stakeholder terkait.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemprov Bali KN. Boy Jayawibawa mengatakan butuh dukungan dan komitmen semua pihak untuk meningkatkan prestasi keolahragaan di Bali. Terlebih sudah ada payung hukum berupa Perda Nomor 15 Tahun 2018 tentang Keolahragaan.

Pihaknya juga menilai potensi pengembangan sport tourism di Bali cukup tinggi. Namun masih banyak event-event keolahragaan maupun yang mendukung sport sportism belum dikoordinasikan dengan baik diantara para stakeholder terkait.

“Event-event olahraga memiliki nilai jual tinggi. Jadi kita harus duduk bersama menggarap berbagai potensi yang ada,” ujar Boy.

Ditambahkan ada tiga isu utama yang harus menjadi perhatian untuk pembinaan prestasi keolahragaan secara berkelanjutan. Pertama, keseriusan membina atlet. Kedua, membenahi infrastruktur. Ketiga, perlu dukungan alokasi anggaran yang memadai.

Akademisi Dr. dr. I Made Budiawan memaparkan sejumlah kelemahan pengembangan keolahragaan dan pembinaan atlet di Bali. Pertama, pola latihan masih belum terintegrasi dan sangat sektoral. Pemerintah juga terkesan belum paham sepenuhnya seperti apa seharusnya seorang juara dilahirkan.

Akademisi Prof. Adi Putra menambahkan dalam dunia olahraga seorang juara itu tidak dilahirkan melainkan dibentuk atau diprogramkan baik secara internal maupun eksternal. Program pembinaan atlet harus proaktif. Ia berharap lebih banyak atlet yang terlahir melalui pembinaan yang berjenjang dan berkelanjutan baik di sekolah maupun perguruan tinggi.

Sejumlah point penting lainnya hasil sarasehan ini yang akan menjadi bagian rekomendasi KONI kepada Gubernur Bali seperti pertama perlunya pencatatan prestasi atlet. Kedua, diperlukan standar pelatihan. Ketiga pentingnya pelatihan bagi pelatih. Keempat, perlunya pemeriksaan kesehatan dan kebugaran bagi para atlet.

Berikutnya diperlukan komitmen dan konsistensi pengembangan keolahragaan di Bali serta koordinasi secara menyeluruh agar prestasi olahraga tidak mengalami kemunduran.

Tata kelola pelaksanaan sistem olahraga belum terelaborasi dengan baik. Karenanya diperlukan peran dari institusi keolahragaan seperti KONI untuk mentransformasi sport science dan juga melakukan pendataan aktivitas atlet dengan baik.

Ketua KONI Bali I Ketut Suwandi mengatakan sarasehan ini bertujuan menggali masukan berbagai komponen dan stakeholder keolahragaan terkait bagaimana meningkatkan prestasi olahraga dan pembinaan olahraga berkelanjutan di Bali. Hal tersebut tentu juga harus didukung dengan pembiayaan atau anggaran dan fasilitas memadai.

“Kami tidak ingin keolahragaan di Bali dianaktirikan. Kami ingin pembangunan dan pembinaan keolahragaan di Bali berkelanjutan didukung dengan anggaran dan fasilitas yang memadai,” pungkas Suwandi. (wbp)