Sanggar Seni Surya Candra Puri Gede Karangasem Satukan Indonesia

(Baliekbis.com), Kalangan Ayodya, Taman Budaya Denpasar pada Minggu (25/11) malam riuh akan suasana kekayaan budaya nusantara, melalui janger inovatif Sanggar Seni Surya Candra Puri Gede Karangasem sukses menyatukan Indonesia.

Jauh-jauh dari Karangasem tak menyurutkan semangat berkesenian Sanggar Seni Surya Candra Puri Gede Karangasem untuk tampil dengan total dalam Gelar Seni Akhir Pekan Bali Mandara Nawanatya III. Dengan garapan pamungkas berupa janger inovatif yang mengusung kekayaan tari-tarian nusantara, para penampil tampak menguasai berbagai tarian diantaranya Tari Mandao, Tari Saman, Tari Jawa, dan Tari Papua yang dibalut dalam eloknya tari janger.

“Mengajak generasi muda untuk mencintai budayanya kemudian kita ingin mengajak mereka agar bersatu padu menjaga keutuhan negara ini,” ujar Ni Made Suradnyani selaku Sekretaris Sanggar Seni Surya Candra dan pembina garapan. Tentunya, jejangeran kreasi yang dipilih menurut Suradnyani bertujuan untuk melatih anak-anak dari berbagai aspek kesenian seperti menyanyi, menari, dan berdrama. Selama berproses para seniman dari Sanggar Seni Surya Candra memakan waktu selama 3 (tiga) bulan namun tidak latihan secara rutin sebab aktivitas anak-anak yang tidak menentu. Sebelum garapan janger inovatif, penonton yang telah memadati Kalangan Ayodya sejak pukul 19.30 Wita dihibur tari kreasi bertajuk “Tari Kembang Joged”.

“Untuk Tari Kembang Joged sendiri diciptakan tahun 2010 yang terinspirasi dari pergaulan remaja dan tari joged itu sendiri,” jelas Suradnyani. Tarian yang ditarikan oleh 3 (tiga) pasang laki-laki dan perempuan ini pun mengandung gerak kegembiraan yang meremaja melalui gerak tarian joged. Sanggar yang telah berdiri sejak tahun 2007 ini pun hanya khusus mempelajari seni tari. Berdasarkan penuturan Pemimpin Sanggar Seni Surya Candra yakni Ida Ayu Ratih Ratnadewi bahwa cukup kesulitan untuk mencari ruang agar anak-anak yang bernaung dalam sanggarnya dapat berekspresi. “Kami selalu mencari media untuk anak-anak tampil agar mereka terus termotivasi untuk belajar tari-tarian dan dengan Nawanatya ini dapat menjadi salah satu motivasi mereka,” terang Ratih.

Garapan yang melibatkan setidaknya 80 orang ini pun diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat bahwa keberagaman yang dimiliki negeri ini sungguhlah indah. Jenis tarian nusantara yang beragam pun menjadi salah satu cara agar anak-anak tidak mudah merasa bosan dalam berkesenian. “Berharap mereka tidak bosan dengan cara memberikan eksplorasi tari, jadi mereka bebas mempelajari seluruh jenis tari di Indonesia,” ujar Ratih dengan gurat wajah bersemangat. Harapan sederhana pun terlontar dalam bibir Ratih yakni ditengah era globalisasi agar anak didiknya senantiasa berkreasi sehingga dapat menularkan semangat berkesenian kepada masyarakat luas khususnya masyarakat Bali. “Mereka selalu berkreasi dan berharap agar acara seperti ini tahun depan dilakukan lagi sebab bisa menggali potensi disetiap sanggar,” tambah Ratih. (gfb)