Sanggar Arsa Ratna Swari Denpasar Gairahkan Arja di PKB 2018

(Baliekbis.com), Kesenian klasik seperti halnya Arja hingga kini keberadaannya masih dapat dinikmati masyarakat. Pada gelaran PKB ke-40 Tahun 2018, duta kesenian Arja Kota Denpasar yang diwakilkan Sanggar Arsa Ratna Swari Br. Abian Kapas Kaja, Desa Sumerta, Dentim tampil pada Kamis (19/7) di Kalangan Ayodya, Art Center Denpasar ini mampu membangkitkan gairah kesenian klasik arja di PKB ke-40. Penampilan sekaa yang digawangi oleh sejumlah seniman senior Kota Denpasar ini nyatanya sanggup memancing riuh pengunjung yang hadir disekitar lokasi pertunjukan.

Koordinator Sekaa, Ngurah Rai Soman mengatakan garapan yang dibawakan oleh Sanggar Arsa Ratna Swari Br. Abian Kapas Kaja, Desa Sumerta, Dentim ini mengambil judul Geni Semara. Adapun cerita ini mengisahkan Kerajaan Jenggala, dimana Prabu Jaya Purusa meninggalkan istrinya Dian Kencana Sari untuk pergi ke Pasraman Mulya Dadi dengan Pedanda Darma Sakti.

Diceritakan Ngurah Rai Anom, kebetulan Sang Prabu mendengar berita bahwa Prabu Jenggala meninggalkan kerajaan, Prabu Sureng Rana mengambil kesempatan tersebut untuk  menyatakan cintanya kembali pada Dian Kencana Sari namun akhirnya ditolak dengan pengusiran Prabu Sureng Rana.

Sekembalinya dari sana dia sangat marah, semua perabotan dan alat Yadnya diobrak abrik dan minta pada ibunya supaya dicarikan Galuh Daha . Tiba- tiba datang adiknya Diah Anggrek Ulan juga minta Prabu Jenggala dengan tipu muslihatnya sang Permaisuri mengadakan Yadnya mengundang semua raja termasuk Prabu Jenggala. Kedua anaknya diguna- guna. Pada akhirnya Prabu Jenggala lupa dengan Diah Anggrek. “Dari cerita ini kami ingin menampilkan sebuah garapan arja klasik dengan pakem khas arja dan cerita yang sesuai dengan tema pokok PKB yakni Teja Dharmaning Kahuripan,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Rai Soman, persiapan telah dilakukan semenjak tiga bulan yang lalu. Jumlah penari sebelas orang, pnabuh kurang lebih 12 orang. Dengan dibantu 5 orang crew lainnya. Sekaa Geguntangan Klenong Dalem Br Abian Kapas Kaja Desa Sumerta. “Sangat bangga semoga penampilan kami dapat menjadi acuan bagi pelestarian seni klasik di Kota Denpasar” ungkapnya.

Salah seorang penari, Jero Ratna yang memainkan peran Galuh mengatakan maraknya diadakan parade kesenian- kesenian klasik khsusunya Arja saat ini diharapkan dapat semakin menarik generasi muda untuk mempelajari jenis kesenian klasik seperti Arja ini.”Tentu sebagai salah satu seniman senior Arja saya ingin terus berperan serta dalam pelestarian kesenian ini kedepannya. Saat ini pun saya melatih anak- anajk muda untuk mempelajari pupuh dan dilombakan di event Utsawa Dharmagita” ujar wanita yang mengaku telah menekuni kesenian Arja sejak tahun 1968 ini. (esa)