Sampah dan Kekurangan Jamban, Kendala di Pengungsian

(Balikekbis.com), Sejumlah masalah masih dihadapi warga yang terdampak  ancaman erupsi Gunung Agung. Selain kesehatan, masalah kekurangan jamban dirasakan sangat mendesak. Bahkan banyak sampah yang belum terangkut ke TPA. Berdasarkan pantauan serta data Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI terkait ancaman erupsi Gunung Agung Karangasem, hingga Jumat (6/10) sore tercatat warga pengungsi yang menjalani rawat inap sebanyak 11 orang, rawat jalan di Poskes 13.295 dan rujukan 8 orang. Kondisi saat ini terdapat beberapa hal yang masih perlu mendapatkan penanganan seperti jamban masih kurang. Ada posko pengungsian yang sama sekali belum ada jamban seperti di Dusun Kebon dan Kaangkaang, sampah yang menumpuk belum diangkut ke TPA.  Juga masih terjadi kekurangan tenaga gizi, SDM kesehatan yang tidak merata, titik pengungsi yang terlalu banyak dan berubah-ubah sehingga menyulitkan dalam pelayanan kesehatan juga banyak yang merokok di pengungsian.

Kelompok yang dinilai rentan di pengungsian tercatat bayi sebanyak 566 orang, balita (3.297), bumil (177), ibu nifas (22), ibu bersalin (6), lansia (6.806) dan disabilitas 95 orang. Jumlah pengungsi seluruhnya tercatat 139.203 orang mereka ditangani di 144 posko kesehatan yang tersebar di berbagai tempat. Untuk lokasi pengungsian di Tabanan terdapat 4 pos kesehatan dengan jumlah pengungsi 5.051 orang, Klungkung (43 pos kesehatan) dengan jumlah pengungsi 22.414, Karangasem (58 pos kesehatan) dengan 44.574 pengungsi dan Jembrana menampung 513 pengungsi. Sementara Kabupaten Gianyar terdapat  1 pos kesehatan dengan 13.268 pengungsi, Denpasar menampung 14.321 pengungsi, Bangli (5 pos kesehatan) terdapat 9.615 pengungsi), Buleleng (3 pos kesehatan) dengan 22.295 pengungsi serta Badung menampung 7.152 orang. Adapun upaya yang telah dilakukan antara lain fogging di 12 titik pengungsian, pengendalian transmisi penularan penyakit menular (TBC, ISPA, Diare, dll), pelayanan imunisasi, pengawasan dan pendataan air bersih di tempat-tempat pengungsian.

Gus Adhi menemui warga di pengungsian.

Sedangkan bantuan yang diberikan berupa obat-obatan sebanyak 227 koli, PMT ibu hamil 0,5 ton, PMT Balita 3 ton, PMT anak sekolah 3 ton Kit Higiene 1.200 paket, Kit ibu hamil 440 paket, Kit ibu nifas 160 paket, Kit bayi baru lahir 160 paket. Total bantuan seluruhnya Rp 952 juta. Sepuluh penyakit terbanyak yang dialami warga di pengungsian di antaranya ISPA, rematik, hipertensi dan gastritis. Sebelumnya anggota Komisi IV DPR-RI AAB Adhi Mahendra Putra yang sempat mengunjungi sejumlah titik lokasi pengungsian dan berdialog dengan warga menemukan selain kendala pendidikan juga masalah kesehatan termasuk air bersih. “Kalau makanan berdasarkan  laporan warga masih cukup,” ujarnya. Warga juga mencemaskan ternak-ternak mereka. Karena itu, pendiri Amatra (Adhi Mahendra Putra) Rumah Aspirasiku yang akrab disapa Gus Adhi  saat menyerahkan bantuan 1.000 paket sembako bekerja sama dengan Bulog juga memberikan bantuan air bersih dengan menempatkan truk tangki di lokasi pengungsian. “Kita akan perjuangkan ke Pusat apa yang menjadi kebutuhan penting warga di sini termasuk soal ternak mereka,” ujarnya saat mengunjungi warga di Kubu Karangasem. Untuk itu Gus Adhi minta agar dokter hewan juga dikerahkan untuk ikut merawat ternak warga seperti sapi, babi, kambing dan unggas yang jumlahnya ratusan ribu ekor. (bas)