Sambut HUT ke-50, PT. Mowilex Tanam 5.000 Pohon Hijaukan Lahan Mangrove di DAS Tukad Mati

(Baliekbis.com),PT. Mowilex Indonesia bersama Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari kembali menanam 5.000 bibit mangrove di DAS Tukad Mati Patasari, Kuta, Badung, Jumat (21/2/2020).

Penanaman mengrove yang melibatkan berbagai kalangan dan pelajar serta mahasiswa dari Jepang tersebut didukung Direktorat Kemitraan Lingkungan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain menanam mangrove juga dilakukan penebaran benih ikan dan pelepasan satwa di DAS (Daerah Aliran Sungai) setempat.

Hasnawir, Ph.D selaku perwakilan dari Direktur Kemitraan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyambut baik gerakan ini. Dikatakan secara nasional, kualitas dan kuantitas mangrove di Bali cukup baik. Meski begitu, Bali tetap butuh penanaman mangrove kerena miliki kawasan perairan yang cukup luas. “Manfaatnya besar, mewaspadai erosi dan abrasi, membantu penyerapan kandungan karbon serta bisa dimanfaatkan sebagai kawasan wisata,” terangnya.

Dipilihnya DAS Tukad Mati Patasari sebagai apresiasi kepada nelayan Patasari yang telah berhasil meraih penghargaan Kalpataru pada tahun 2019 lalu. Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat memotivasi nelayan yang selama ini eksis melakukan restorasi terhadap sungai dan mangrove. “Pelestarian ini tidak saja berkolaborasi dengan Pemda, namun dapat bekerja sama dengan perusahaan swasta,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Teja menyambut positif gerakan pelestarian ini. Namun ia mengingatkan agar gerakan ini tidak hanya sebatas seremonial tanpa adanya evaluasi. Sebab selama ini, gerakan penanaman mangrove hanya bergairah saat penanaman namun kemudian dibiarkan terbengkalai. “Tidak masalah tanam sedikit, misalnya 2.000 saja, tapi ditanam, dipelihara dan tumbuh,” tegasnya.

Apa yang disampaikan Kadia KLH Bali direspons positif Chief Marketing Officer Mowilex Anna Yesito Wibowo yang mengatakan setelah penanaman 5 ribu bibit mengrove ini akan diikuti dengan upaya pemeliharaan dengan menggandeng Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari.

“Kita akan lakukan pemeliharaan dan perawatan selama dua tahun untuk meyakinkan tanaman ini betul-betul tumbuh,” jelas Anna didampingi General Sales Manager Ronald Kurniawan dan Alex selaku Kepala Cabang Bali PT Mowilex.

Anna menambahkan
pemilihan lokasi di kawasan Tukad Mati didasari kondisi kawasan ini yang memang membutuhkan untuk dihijaukan kembali dengan mangrove. “Kami akan tanam 5.000 pohon dari total 50 ribu yang disiapkan. Saat ini sudah tanam 5.500,” ujar Anna.

Penanaman bibit pohon yang melibatkan berbagai kalangan termasuk puluhan pelajar tersebut sekaligus merupakan rangkaian program menuju ulang tahun Mowilex yang ke-50 pada tanggal 22 Maret 2020. 50 tahun memiliki makna mendalam bagi Mowilex yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia.

Mowilex sendiri telah menjadi pelopor dalam pengembangan praktik ramah lingkungan sejak hari pertama beroperasi (1970), menjadi yang pertama memproduksi cat berbasis air di Indonesia dan perusahaan cat Indonesia pertama yang memiliki sertifikat CarbonNeutral®.

Atas sejarah yang telah terukir tersebut, maka Mowilex ingin terus berkontribusi bagi Indonesia dan alamnya lewat berbagai program inisiatif keberlanjutan. “Ketika kami melakukan diskusi bersama para pegawai tentang bagaimana Mowilex ingin merayakan ulang tahun ke-50, hasilnya sangat menakjubkan dan kami setuju untuk terus melanjutkan program keberlanjutan yang bermanfaat secara langsung bagi masyarakat dan alam Indonesia khususnya,” kata Niko Safavi, CEO Mowilex.

“Tak disangka apa yang ingin kami lakukan ternyata terhubung dengan kebutuhan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari yang ingin menghijaukan kembali DAS Tukad Mati yang gundul,” lanjut Niko.

Mewakili Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari I Nyoman Sukra mengatakan sangat berterima kasih kepada Mowilex yang telah menyumbangkan 5.000 bibit pohon mangrove dan peduli terhadap kondisi DAS di Tukad Mati yang gundul,” kata Sukra.

Pria yang dikenal dengan sapaan Jero Mangku Dolphin ini juga memiliki mimpi jika 5.000 pohon tersebut telah tumbuh besar, ia ingin bersama para nelayan Patasari mengembangkan ekowisata dan juga dapat menjadi tempat untuk mempelajari berbagai hal yang terkait dengan mangrove.

“Suatu kebanggaan tersendiri buat kami jika nanti ada yang datang mengunjungi tempat ini, saya bisa bercerita bahwa ini merupakan salah satu kontribusi perusahaan sebesar Mowilex yang berusia 50 tahun,” ujarnya.

Tukad Mati merupakan aliran sungai memiliki fungsi utama sebagai drainase wilayah perkotaan, di Bali. Jika area DAS terganggu maka dapat berimbas kepada daerah sekitar yang dapat menyebabkan banjir ke berbagai lokasi, sebutlah daerah kawasan Kuta dan Seminyak, Bali yang termasuk pernah merasakan hal ini. Bibit pohon mangrove yang ditanam berjenis Rhizophora Mucronata, salah satu jenis mangrove dengan tingkat pertumbuhan lebih cepat. (bas)