“Rumah Kaca Nagasepaha dan Batu Belah”, Telisik Seni Lukis Kaca di Bali

(Baliekbis.com), Sedari tanggal 26 September hingga 6 Oktober 2017, di Bentara Budaya Bali (BBB) telah berlangsung Pameran Seni Lukis Kaca “Rumah Kaca Nagasepaha dan Batu Belah”. Pada penutupan eksibisi yang juga memaknai 35 Tahun Bentara Budaya ini diselenggarakan sebuah Timbang Pandang pada Jumat (06/10) pukul 18.30 WITA di Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, bypass Ketewel, Gianyar.  Mengetengahkan tajuk “Lintas Batas Seni Lukis Kaca”, agenda dialog ini menghadirkan narasumber pelukis Ketut Santosa, seniman sekaligus akademisi Wayan Sujana ‘Suklu’, Dr. Tjok Istri Ratna Cora, juga kurator serta dosen Hardiman. Secara khusus mereka akan berbagi pandangan perihal masa depan seni lukis kaca di Bali.

I Ketut Santosa dan I Wayan Sujana Suklu, masing-masing mewakili seniman Nagasepaha dan Batu Belah. Sementara Hardiman, selaku kurator dan akademisi, telah sekian lama bersentuhan dengan pelukis-pelukis kaca Nagasepaha, Buleleng.  Pun Tjok Istri Ratna Cora, akademisi ISI Denpasar yang terus berupaya menggali bentuk-bentuk kreativitas lintas batas berikut upaya transfer of knowledge-nya. Para narasumber di atas akan menelisik lebih jauh ihwal upaya alih generasi seni lukis kaca di Bali. Termasuk juga mengenai upaya seni lukis kaca tumbuh sejalan dinamika zaman, tecermin lewat bentuk-bentuk kreativitas lintas batas pada pameran kali ini.  Secara khusus, diulas pula capaian karya-karya seniman-seniman Nagasepaha dan Batu Belah kali ini. “Pertanyaan dasarnya adalah, dari pameran kali ini adakah perluasan tematik dan perkembangan stilistik serta teknik yang  memungkinkan karya seni bermedium kaca di Bali dapat diapresiasi publik secara meluas?” ujar Putu Aryastawa, penanggungjawab pameran BBB.

Dialog akan mengelaborasi pula kemungkinan penciptaan ke depan sejalan dengan kolaborasi selama ini antara seniman-seniman Nagasepaha, Buleleng dan seniman-seniman Komunitas Batu Belah, Lepang, Klungkung. Kolaborasi yang direncanakan berkelanjutan ini adalah sebuah upaya membangun Rumah bagi seni yang terpinggirkan. Adapun pameran seni lukis kaca di BBB menggelar karya-karya dua dimensi dan tiga dimensi seniman lintas generasi, dari sang pelopor Jro Dalang Diah (lahir tahun 1909) hingga yang terkini, Diah Harum Laras (lahir tahun 2007). Pameran yang memaknai 35 Tahun keberadaan Bentara Budaya  diselenggarakan serentak di Bentara Budaya Jakarta dan Bentara Budaya Bali, mengedepankan semangat kuratorial lembaga kebudayaan yang didedikasikan Kompas Gramedia ini, yakni  berpihak pada seni atau seniman yang terpinggirkan atau kurang mendapat apresiasi luas dibandingkan seni-seni lainnya. (ist)