Ruben Onsu: Tak Mau Jadi “Follower”

(Baliekbis.com), Bisnis ayam krispi sebenarnya secara tak sengaja dikembangkan Ruben Onsu yang lebih banyak dikenal sebagai presenter dan pelawak ini. “Awalnya saya ingin bantu tukang ayam. Saya membeli daging ayam petelor yang sudah tak produktif,” ujar Ruben, di sela-sela peresmian cabang baru Geprek Bensu di Jalan Blambangan Kuta, Sabtu (20/1) malam.

Awalnya dia membeli ayam sekitar 200 potong dan diolah menjadi ayam krispi. Dengan menyewa tempat sederhana (kecil) di Jakarta yakni harga sewanya cuma Rp 1 juta setahun ternyata ayam gebrek buatannya laku keras. “Dalam sekejap habis terjual,” ujarnya. Esoknya ditambah lagi, ternyata juga habis. Ini yang membuatnya terus bertekad mengembangkan ayam krispinya. Ditanya soal persaingan, justru Ruben menganggapnya tak ada.  Sebab menurutnya meniru itu tak bagus. “Saya tak mau jadi follower. Jadi follower itu tak bagus hasilnya. Kalau orang bikin yang begini, maka saya bikin yang begitu,” jelasnya.

Menurutnya menjual kuliner itu tidak terlepas dari apa yang kita makan. “Saya suka kuliner. Jadi saya jujur  katakan apa yang saya makan itu yang saya kembangkan saat ini,” ujarnya. Jadi tak ada resep khusus untuk ayam krispinya itu. Yang penting murah, enak dan higienis. Meski demikian, dia mengaku tetap memberi warna khusus untuk produknya di setiap cabang/daerah. Seperti di Bali, dibikin menu ayam dengan sambal matah, saus betutu dan lain-lain.

Jiwanya yang suka menolong tak lantas membuatnya berpuas diri dengan Geprek Bensu-nya. Ruben yang sebelumnya juga berbisnis telor itu kini tengah bersiap mengembangkan sayap bisnisnya di bidang perkebunan dan rumah potong ayam. “Kapan itu harga cabe mahal, ke depan saya akan gandeng petani tanam cabe,” ujarnya.

Soal ayam gepreknya itu menurutnya tidak terlepas dari kenangan masa lalunya bersama sang ibunda yang sering membuatkan menu geprek untuk sajian makan keluarga. Ruben ingin membuktikan bahwa untuk makan enak, tidak melulu harus mahal. Maka tak mengheranka berbagai menu di Geprek Bensu dijuai mulai dari 5.000 – 25.000 rupiah. Besar juga harapan Ruben bersama Geprek Bensu untuk bisa membantu memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk daerah sekitar cabang Geprek Bensu. “Sekarang ini tiap cabang rata-rata kita punya 30-an karyawan,” ujarnya. (bas)