Rilis Hasil Survei Partai Hanura Bali, Dr. Benny Pasaribu: Ada Empat Resep Hadapi Covid-19

(Baliekbis.com),Pakar Ekonomi yang juga Ketua Senat Universitas Trilogi Jakarta Dr. Benny Pasaribu mengatakan sesungguhnya Covid-19 yang melanda dunia saat ini paling berdampak pada pelaku usaha kecil dan pekerja harian.

“Korban terbanyak wabah ini umumnya kalangan menengah ke atas. Namun yang terkena dampak terparah justru rakyat kecil dan pelaku usaha mikro,” jelas Benny yang juga mantan Deputy Menteri BUMN dalam acara
Rilis Hasil Survei Partai Hanura Provinsi Bali terkait ”Uji Publik terhadap Kebijakan Pemprov Bali dalam Penanganan dan Dampak Covid-19″, melalui vidcon, Rabu (10/6/2020) di kantor Sekretariat Hanura Bali.

Vidcon dengan moderator Sekretaris Hanura Gede Wirajaya Wisna menampilkan narasumber Ketua DPD Hanura Bali Kadek Arimbawa,S.H., akademisi Prof. Wayan Ramantha, Prof. LK Suryani dan Dewa Susila selaku Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Bali.

Kadek Arimbawa,S.H.

Karena itu tambah Dr. Benny yang harus dibantu adalah usaha kecil ini. Sebab mereka yang paling terdampak dan paling parah kondisinya. Memang yang terkena Covid kebanyakan kalangan menengah ke atas, tapi dampaknya paling besar pada usaha yang kecil-kecil ini.

Menurut Benny, dalam menangani Covid-19 yang sampai saat ini belum ada obatnya adalah dengan jaga jarak, pakai masker, rajin cuci tangan dan menjaga ketahanan tubuh. Namun bagi usaha kecil seperti pedagang akan sulit dilakukan. “Pedagang di pasar contohnya, mereka akan saling berdekatan dan bersentuhan langsung,” ujarnya.

Karena itu Benny menawarkan empat ‘resep’ yakni fokus pada industri pertanian, maritim, pariwisata dan industri kreatif. Sebab PSBB yang sudah diterapkan di beberapa daerah belum optimal hasilnya, dimana wabah terus saja meningkat.

Di sisi lain, Benny mengingatkan dalam penanganan wabah ini,
jangan sampai justru memunculkan masalah baru dan cost yang tinggi. “Berapa lama mereka ini bisa bertahan ini yang harus dicarikan solusi. Perusahaan besar juga mengalami kesulitan kalau sampai Juli, kasus ini belum tuntas. Dampaknya bahkan bisa banyak warga yang akhirnya meninggal bukan karena virus ini, tapi akibat kelaparan dan terkena penyakit lain akibat terdampak Covid ini,” jelas Benny.

Sementara pakar ekonomi yang juga dosen FE Unud Prof. Ramantha mendorong agar semua bisa mematuhi protokol kesehatan. Dengan demikian wabah ini bisa ditekan. “Kalau Bali bisa menekan wabah ini, maka akan memberi dampak positif bagi ekonomi. Sebab orang akan datang ke Bali karena merasa lebih aman di sini,” ujar Ramantha.

Ramantha juga mendorong tenaga kerja yang kini dirumahkan termasuk ribuan PMI yang pulang kampung, bisa memanfaatkan potensi yang ada seperti pertanian dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi.

Sementara Prof. LK Suryani lebih menekankan pada peran wanita Bali yang kini banyak berdagang untuk menambah penghasilan agar juga memperhatikan keluarga. PMI juga diharapkan tidak hanya fokus untuk bekerja di luar negeri, namun turut mengembangkan potensi lokal di lingkungannya. “Sekarang saatnya menerapkan ilmu yang didapat di luar negeri untuk tanah kelahiran,” harapnya.

Psikiater ini juga mengatakan kalau kondisi anak-anak yang mulai jenuh setelah lama di rumah. “Mereka perlu aktivitas, mungkin bisa dua kali seminggu ke sekolah sekalian diberi informasi tentang pola hidup yang baru sehingga bisa lebih paham tentang new normal ini,” pesannya.

Dewa Susila menambahkan kontribusi PMI mencapai Rp12 triliun setahunnya. Menurutnya banyak warga memilih ke luar negeri karena melihat peluang. “Kalau ada peluang di kampungnya, tentu mereka takkan ke luar,” jelasnya.

Ketua DPD Hanura Bali Kadek Arimbawa,S.H. yang memberi pemaparan awal dalam vidcon tersebut mengatakan pihaknya melakukan survei pada 1.200 responden dari berbagai lapisan masyarakat di Bali untuk mendapatkan data yang akurat dan faktual dari warga terkait penanganan dan dampak Covid-19 ini. “Ini akan menjadi masukan bagi pemerintah apa sesungguhnya yang terjadi dan menjadi harapan warga ke depannya,” jelas mantan Anggota DPD RI dua periode ini.

Dari hasil survei berbagai masukan didapat seperti para ibu-ibu berharap agar pemerintah lebih banyak menggelar pasar murah untuk mencukupi kebutuhan pangan. Mereka juga minta tahun ajaran baru ini, agar SPP bisa digratiskan.

Sementara warga lainnya berharap anggaran yang ada lebih diprioritaskan untuk Covid ini, namun tidak sampai mengurangi dana BKK di desa. “Hanura juga minta menunda beberapa proyek seperti shortcut dan pembangunan parkir di Besakih. Lebih baik anggaran itu difokuskan untuk penanganan Covid ini,” tegas Arimbawa yang akrab dengan panggilan Lolak. (bas)