Resmikan Rumah Coklat, Trisno Nugroho: Kakao dan Udang Vaname Bisa Jadi Primadona Jembrana

(Baliekbis.com), Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan pengembangan kakao dan udang Vaname yang potensinya begitu besar ke depannya bisa jadi primadona Jembrana.

“Kakao Jembrana sangat terkenal di Belgia dan saat ini produknya sudah bisa dipasarkan meski baru sebatas di dalam negeri. Kita harapkan ke depan bisa jadi komoditi ekspor,” ujar Trisno Nugroho saat peresmian Rumah Coklat yang ditandai dengan penandatanganan prasasti, Jumat (27/11) di Banjar Moding, Desa Candikusuma, Jembrana.

Peresmian Rumah Coklat yang dirangkai pula Penyerahan Bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) KWT Kusuma Sari, KTT Merta Abadi dan Kampung Mandiri Vaname, dihadiri pula Anggota DPR RI Komisi XI I Gusti Agung Rai Wirajaya, Bupati Jembrana, I Putu Artha, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jembrana I Wayan Sutama.

Trisno mengatakan kakao Jembrana dikenal di Belgia karena kualitasnya yang bagus. “Jadi kita dukung penuh pengembangannya termasuk sertifikasinya sehingga bisa diekspor dan meningkatkan ekonomi petani dan masyarakat,” ujarnya.

Untuk itu pengembangan kakao maupun udang vaname ini agar bisa bagus, maka perlu ada sinergi dengan semua pihak terkait.
“Kita tak boleh merasa lelah dan menyerah untuk bantu dan memperbaiki kehidupan petani,” ujar Trisno penuh semangat.

Ditambahkan Trisno, pentingnya diketahui standar produk pertanian. Dengan produk berkualitas, usaha tani itu jadi bergengsi sehingga diminati. “Dengan teknologi kita bisa mendorong generasi muda mau bertani. Sebab hasilnya juga sangat menjanjikan,” jelasnya.

Sementara itu Bupati Artha mengakui menghadapi sejumlah tantangan dalam pengembangan pertanian akibat adanya alih fungsi lahan, turunnya minat generasi muda bertani serta adanya pandemi Covid-19.

Mengatasi hal ini adanya dukungan seperti bantuan yang diberikan BI sangat membantu. “Saya gembira dengan bantuan BI ini dan telah mampu bangkitkan gairah petani,” ujar Bupati Artha.

Jembrana merupakan satu-satunya yang punya koperasi kakao yang mendukung usaha petani. Aroma kakao Jembrana juga menjadi daya tarik sehingga laku di mancanegara. Bupati Artha juga mengapresiasi BI dan Anggota DPR RI IGA Rai Wirajaya yang begitu besar dukungannya dalam pemberdayaan petani di daerahnya.

Anggota Komisi XI DPR RI IGA Rai Wirajaya juga memuji kerja keras BI dalam membantu pemulihan ekonomi Bali dengan berbagai upaya yang dilakukan. Politisi PDI Bali ini berharap Jembrana selain terkenal dengan produk ikan di Pengambengan, juga coklat dan udang vaname-nya. Sehingga bisa mengangkat ekonomi warga. “Saya minta jangan sia-siakan bantuan BI ini dan kami juga akan terus berupaya bisa bantu petani agar mandiri,” tambah Rai Wirajaya.

Di Jembrana khususnya, KPwBI Prov. Bali mengembangkan komoditas  ekspor berupa kakao yang terletak di Desa Ekasari dan Udang Vaname di Desa Budeng. Berkaitan dengan pengembangan komoditas kakao di Kab. Jembrana, KPwBI Bali  melakukan pembinaan di sektor hulu dengan menggandeng KTT Merta Abadi dengan menggunakan sistem penanaman dan budidaya secara organik memakai microbakter MA 11.

BI melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) PKE UMKM memberi bantuan kepada KTT Merta Abadi berupa tujuh unit infrastruktur
sumur bor yang telah dan tengah dibangun, motor roda tiga, cultivator, gerobak dorong, mesin penyemprotan, dan handsprayer. KPwBI Prov. Bali juga melakukan pembinaan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Kusuma Sari yang melakukan pengolahan biji kakao yang tidak lolos kualifikasi  untuk diekspor ke luar negeri, sehingga memiliki nilai tambah untuk dijual kepada masyarakat sekaligus sebagai program pemberdayaan perempuan. Pembinaan berupa pendampingan dan pemberian bantuan teknis terkait dengan pengelolaan SDM, teknik pembuatan coklat batangan, pasta hingga serbuk minuman coklat dengan bekerja sama dengan Pemda Jembrana dan Puslitkoka.

Dalam rangka mendukung produktivitas KWT Kusuma Sari, melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) PKE UMKM pada tahun 2019 ini KPwBI Prov. Bali memberikan bantuan berupa Rumah Produksi Coklat yang penyempurnaannya dilakukan tahun 2020, serta tahun 2020 diberikan bantuan alat mesin produksi coklat, perlengkapan pendukung produksi (meja, rak kaca, AC), serta sumur bor.

Selain pengembangan kakao sebagai salah satu komoditas ekspor, KPwBI Prov. Bali juga mengembangkan komoditas udang vaname di Desa Budeng Kab. Jembrana pada tahun 2020. Mendukung pengembangan udang vaname tersebut KPwBI Prov. Bali memberikan bantuan PSBI berupa rumah pakan, plastik terpal untuk kolam, pompa air dan kincir air untuk digunakan pada kolam budidaya udang.

Juga dilakukan pendampingan budidaya udang vaname dengan memberikan bantuan teknis budidaya udang yang bekerja sama dengan Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2) Kementerian Kelautan Republik Indonesia, dan sekolah lapang cuaca oleh BMKG Wilayah III. (bas)