Reses Mangku Pastika, Kepala KPw BI: Bali Perlu Pasar Induk Dukung Pemasaran Hasil Petani

(Baliekbis.com), Bali dibanjiri barang khususnya pangan dari luar. Ini karena kebutuhan konsumen yang sangat besar baik wisman, domestik maupun warga lokal.

“Banyak komoditas pangan masuk Bali. Bali ini sebagai pasar. Jadi tidak mungkin hasil pertanian Bali gak laku. Sekarang sayur, ikan, beras dan banyak komoditas luar masuk karena potensi pasarnya yang besar. Ke depan Bali perlu pasar induk (modern) untuk mendukung pemasaran hasil petani lokal,” ujar Kepala KPw BI Bali saat acara Reses Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. di Kantor BI Denpasar, Selasa (28/2).

Dalam Reses dengan tema “Peran BI dalam Pemberdayaan UMKM”, Mangku Pastika didampingi Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja. Trisno Nugroho secara global memaparkan perkembangan Bali baik sisi pertanian, pariwisata, inflasi dan UMKM termasuk perbankan.

Dalam acara tersebut dihadirkan sejumlah pelaku UMKM binaan BI yang rata-rata memproduksi makanan dari bahan baku lokal. Menurut Hermin Sri Rejeki dari PT Arya Paramita yang bergerak di usaha pengolahan jahe jadi jamu dan permen, produknya kini tembus ke Kanada. Pengusaha Luh Putu Heryana dengan usaha keripik talas “Krilazz”, mengaku omzetnya berlipat dibanding sebelumnya ia memproduksi sandal. Rekannya I Made Nistra dari KTT Sari Pertiwi Songan Kintamani dengan usaha cabai dan bawang merah mampu berkembang dengan baik. Ketiga pengusaha tersebut juga mengaku tidak kesulitan mengakses pinjaman bank.

Menurut Trisno dengan jumlah wisatawan yang besar dan warga lokal, konsumsi berbagai pangan akan sangat tinggi, bahkan cenderung terus meningkat. Sebelum covid, kunjungan wisatawan sekitar 18 juta, 6 juta di antaranya wisman. Belum lagi konsumsi warga lokal. “Jadi melihat besarnya angka tersebut, akan banyak sekali dibutuhkan pangan. Sekarang saja beras, bawang, cabai, dll didatangkan dari luar,” jelasnya.

Kalau Bali bisa memproduksinya tentu akan sangat besar manfaatnya baik dari sisi ekonomi maupun ketahanan pangan. Menurut Trisno sebagian kabupaten di Bali potensinya pertanian. Hanya Badung, Denpasar dan Gianyar yang dominan pariwisatanya. Jadi kalau kabupaten lainnya optimal memberdayakan sektor pertaniannya maka ekonomi Bali akan lebih tahan dan cepat pertumbuhannya. Memang diakui dukungan anggaran untuk pertanian masih belum optimal sehingga perlu ada terobosan-terobosan. “Tantangan pertanian besar sehingga perlu digarap bersama-sama,” ungkap Trisno.

Anggota DPD RI Mangku Pastika berbincang dengan Kepala KPw BI Bali Trisno Nugroho

Dari berbagai masukan tersebut, menurut Mangku Pastika ketahanan Bali sejatinya di pertanian. Untuk itu perlu dukungan berbagai pihak sehingga pertanian menarik di mata generasi muda.

“Kita harus bisa buktikan bertani itu menjanjikan dan bisa kaya, agar banyak anak muda mau jadi petani. Presiden Amerika Jimmy Carter adalah petani kacang yang sukses. Di Bali ada jebolan Fisipol yang berhasil beternak sapi,” ujar Mangku Pastika mencontohkan.

Mangku Pastika menambahkan UKM memiliki resiliensi yang tinggi. Karena itu, mantan Gubernur Bali dua periode ini mendorong lebih banyak lagi anak muda mau terjun sebagai entrepreneur dan di sektor pertanian.

Di sisi lain, Mangku Pastika mengapresiasi peran KPwBI Bali dalam memajukan UMKM dan mendorong perekonomian daerah setempat. “Perhatian Pak Trisno untuk pertanian sungguh luar biasa. Cintanya pada Bali sangat besar. Semangat ini perlu didukung,” ujar Mangku Pastika. (bas)