Reses Dr. Mangku Pastika,M,M., Peran BPTP Sangat Strategis dalam Pengembangan Pertanian

(Baliekbis.com), Bali saatnya memberdayakan potensi alamnya yang sangat subur untuk memajukan sektor pertanian di tengah terpuruknya pariwisata setelah terdampak Covid-19.

“Memajukan pertanian harus didukung teknologi baik untuk menghasilkan bibit yang bagus dan berujung produksi yang tinggi serta berkualitas. Tanpa teknologi kita akan tertinggal dari negara lain yang sudah maju pertaniannya. Jadi gak bisa terus tradisional. Bali banyak unggulan. Dulu kita raja vanili, raja mangga. Ini tugas BPTP ,” ujar Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat Reses, Senin (5/7) yang berlangsung secara vidcon dari Kantor DPD RI Renon Denpasar.

Reses yang dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara mengangkat tema “Pengembangan Produk Hortikultura: Tantangan dan Prospeknya dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan di Bali” menghadirkan narasumber Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali (BPTP) Made Rai Yasa dan tokoh Petani Muda Keren Nengah Sumerta.

Kepala BPTP Made Rai Yasa

Di awal paparannya, Dr. Mangku Pastika mengatakan kalau BPTP yang mengilhami terbentuknya Simantri yang sangat dirasakan manfaatnya oleh kelompok tani. “Meski tak harus sama, model (Simantri) ini harus dilirik lagi agar kembali pertanian bergerak. Tentu dengan modifikasi agar menghasilkan produk berkualitas dan punya nilai ekonomi tinggi. Dan ini harus terintegrasi antara produk, pasar, teknologi,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Mangku Pastika juga melihat hadirnya ALC (Agro Learning Center) yang bermarkas di Cekomaria arahnya sudah tepat dan ini bisa jadi langkah strategis ke depannya dalam memajukan pertanian di Bali. Di tengah pandemi yang telah berlangsung setahun lebih ini, diharapkan pertanian bisa sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan warga.

“Kita menjerit di tengah pandemi, perut lapar, airport tak dibuka sehingga turis tidak bisa datang. Tapi kalau lihat angka positif di Bali yang tinggi, tentu tak bisa berharap pariwisata segera pulih. Jadi kuncinya kembali ke pertanian. Memang pertanian juga terdampak karena dulu produknya dibeli hotel yang kini terpuruk,” tambahnya.

Tinggal sekarang memilih tanaman apa yang cocok. Perlu ada analisis, dan pemerintah di sini harus ikut peduli. Sebab memang menjadi tugas dan kewajibannya. “Pertanian harus dibangkitkan karena semua butuh pangan. Kita saat ini tak bisa berharap banyak dari pariwisata seperti masa lalu yang bisa bangkitkan pertumbuhan ekonomi sampai 6 persen,” ujar mantan Kapolda Bali ini.

Untuk itu generasi muda diharapkan bisa memanfaatkan potensi alam Bali yang sangat luar biasa ini untuk mengembangkan pertanian. Apalagi petani Bali punya kemampuan dan pengalaman untuk itu.

Mangku Pastika juga mendorong anak muda terjun menanam. Covid tak pasti kapan akan berakhirnya. “Mari manfaatkan waktu dan potensi yang ada untuk bertani,” harapnya.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali (BPTP) Made Rai Yasa mengakui alam Bali sangat sempurna terbukti berbagai tanaman tumbuh bagus di sini. Bahkan Bali mampu menghasilkan tanaman bernilai ekonomi tinggi untuk ekspor. “Manggis, mangga, salak, vanili, kopi dan kakao bahkan tembus pasar ekspor,” ujarnya.

Namun diakui peluang dan kebutuhan yang begitu besar itu belum maksimal bisa dipenuhi karena kualitas dan produksi yang terbatas.

Produk hortikultura seperti bunga crysant juga potensinya besar dan kebutuhannya tinggi. Namun Bali justru masih mendatangkan jutaan batang bunga ini dari luar. Bawang putih yang kebutuhannya begitu besar juga masih diimpor dari Cina. “Hambatan utama faktor bibit dan perlunya demplot. Dan BPTP sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah yang ada seperti penyediaan bibit,” ujarnya.

Hal senada disampaikan petani muda keren Nengah Sumerta yang rajin turun ke desa-desa membina petani serta anak muda untuk terjun ke pertanian mengelola potensi desanya. Ia juga mengajak petani agar mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida. “Kita juga mendorong agar petani juga mengolah produksinya sehingga bisa memberi nilai tambah,” jelasnya. (bas)