Reses Dr. Mangku Pastika,M.M., Meski Minim Sawah, Bangli Miliki Andalan Danau dan Perkebunan

(Baliekbis.com), Sawah di Bangli terbilang sangat terbatas, hanya sekitar 5,2 persen dari luas wilayahnya. Bangli juga satu-satunya kabupaten di Bali yang tak punya laut.

“Tapi Bangli punya Danau Batur sebagai sumber air yang besar, pariwisata dan daerah perkebunan yang subur karena iklimnya yang sejuk,” ujar Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat kegiatan reses secara vidcon yang berlangsung di Desa Dausa Kintamani, Sabtu (20/2).

Reses yang khusus membedah potensi pertanian Bangli ini dipandu Tim Ahli Nyoman Bhaskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.

“Bangli saya tahu persis sawahnya nggak banyak, tetapi perkebunan dan hortikultura kalau dikelola dengan baik maka hasilnya sangat menjanjikan,” jelas mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Di sisi lain diakui Bangli adalah daerah yang khusus karena satu-satunya yang nggak punya laut, tetapi punya Danau Batur untuk seluruh Bali. Namun kondisinya masih memprihatinkan sehingga harus diperbaiki untuk melestarikan sumber air, daerah pertanian dan pariwisatanya.

Wayan Sarma
Wayan Sarma

Dikatakan saat pandemi ini dimana pariwisata lagi terpuruk, mau tidak mau harus ke pertanian. Hasil pertanian sangat dibutuhkan. “Tinggal sentuhan teknologi agar hasilnya bagus serta pemasarannya dijaga,” jelas Mangku Pastika seraya minta agar Komunitas Bajatani (Bangga Jadi Petani) dan ALC (Agro Learning Center) ikut berperan membantu petani.

Seperti jeruk di Kintamani bagus, tetapi masih kalah dengan dari luar, termasuk dari Lumajang. Padahal jeruk Kintamani dengan kulit tebal bisa bertahan lama. Jadi tinggal dikembangkan agar ukurannya besar dan rasa manis.

Demikian juga potensi lainnya seperti bawang merah, kopi, perikanan dan pariwisata. Ke depan harus ada keberpihakan yang lebih nyata terhadap pertanian dan perikanan yang potensinya sangat besar dan mampu menghidupi warga.

Mangku Pastika mendorong para petani ke depannya agar mengadopsi teknologi pertanian untuk meningkatkan kualitas hasil produksi sehingga bisa bersaing dengan produk luar Bali.

Sementara Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Bangli Wayan Sarma menjelaskan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB mencapai 26,77 persen pada 2019. Komoditas unggulan bawang, sayuran, jeruk, kopi dan nila.

Produksi bawang merah pertahun mencapai 18.994 ton, kubis 17.057 ton, cabai besar 7.515 ton, kopi arabika 2.250 ton, jeruk siam 168.240 ton, juga dari sektor perikanan berupa ikan nila 4.248 ton. “Namun karena sawah yang sempit, hanya 5,2 persen dari luas daerah, setiap tahun Bangli kekurangan beras 6.000-7.000 ton,” jelas Sarma.

Pembangunan pertanian juga terkendala SDM dimana umur petani rata-rata di atas 50 tahun. “Kami harapkan ada alih generasi. Sebab pertanian selama ini jadi pilihan terakhir setelah tidak dapat dari sektor lain,” tambah Sarma.

Mengatasi masalah yang ada juga dilakukan dengan memanfaatkan umbi-umbian,
meningkatkan produksi dan daya saing produk. Pihaknya juga mengusulkan agar anak muda diberikan pelatihan untuk pelopor pertanian sehingga tidak malu bertani.

Terkait perikanan, dikatakan animo masyarakat mengembangkan ikan nila sangat besar. Tetapi ada batasan dalam pemanfaatan danau. Kementerian LH meminta agar danau dilestarikan.

Perbekel Dausa Ketut Samiarta menyampaikan adanya dialog seperti ini bisa menyerap aspirasi warga khususnya terkait kendala yang dihadapi. Seperti infrastruktur karena wilayah Dausa berada di atas bukit, termasuk jauh dari kota. Sehingga hasil pertanian kurang maksimal terserap dan lebih menguntungkan tengkulak.

Sementara Kelompok Petani Lampuan Mukti Sari, Banjar Cenigaan berharap ada bantuan embung terutama saat musim kering. “Kami ingin menanam vanili tapi terkenda air,” ujar anggota kelompok. Di akhir acara, Mangku Pastika melalui staf ahli Ketut Ngastawa menyerahkan bantuan sembako kepada warga. (bas)