Reses Dr. Mangku Pastika,M.M. dengan Kadin Bali: Pariwisata Terkendala Penerbangan, Pertanian Minim Support

Bali belakangan ini banyak kegiatan berskala besar dengan anggaran yang besar pula. Namun ‘proyek’ besar itu sebagian besar dikelola pusat. Pengusaha lokal hanya dapat sebagian kecil. Selain dihambat regulasi, peluangnya juga sangat dibatasi.

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. dalam agenda resesnya secara khusus mengadakan tatap muka dengan jajaran Kadin Bali, Selasa (11/10) di Kantor Kadin Bali. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 2,5 jam itu mengemuka berbagai peluang serta tantangan yang kini dihadapi pelaku usaha.

“Bali belakangan ini banyak kegiatan berskala besar dengan anggaran yang besar pula. Namun ‘proyek’ besar itu sebagian besar dikelola pusat. Kita cuma dapat yang kecil saja bahkan sangat sedikit,” ungkap sejumlah pengurus Kadin Bali yang hadir dalam pertemuan yang dihadiri Ketuanya Made Ariandi.

Bahkan menurut Wira, dari EO sampai sekuriti dibawa dari luar. Di lingkup BUMN juga nyaris tak menyisakan bagi pengusaha lokal. “Hampir semuanya mereka yang garap, pengusaha lokal tak kebagian, nyaris jadi penonton,” tambah IGK Sukarba yang bergerak di bisnis instalatir ini.

Dalam reses mengangkat tema “Upaya Kadin dalam Menumbuhkembangkan Investasi di Bali” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja, juga mengemuka masalah lingkungan, pertanian dan pinjaman bank yang kini melilit pengusaha.

“Sebab pengusaha di saat covid banyak yang mengalami kesulitan terkait kredit. Kini masalah yang dihadapi adalah jelang berakhirnya masa relaksasi Maret 2023 yang bisa berujung penyitaan karena asetnya jadi jaminan bank. Sementara harapan dari pariwisata belum bisa maksimal. Kalau aset disita, kita tak bisa bergerak,” keluh pengusaha hotel Gede Sugianyar.

Rekannya juga menyoroti masalah transportasi (udara) yang masih terbatas. Akibatnya pelaku usah berebut karena tamu yang datang sedikit. “Jadi bagaimana penerbangan ke Bali bisa ditambah,” harapnya.

Yang tak kalah menarik dalam pertemuan tersebut, selama ini adanya wacana pemberdayaan sektor pertanian dalam mendukung pariwisata. Menurut Prof. Supartha akan sulit memajukan pertanian kalau tak ada keberpihakan serius dari pemerintah. Perlu power yang kuat untuk dorong sektor pertanian agar maju. “Pasarnya pertanian itu selain konsumen juga industri (pengolahan). Jadi kalau ini bisa jalan akan sangat besar potensinya dalam menggerakkan ekonomi,” jelasnya.

Namun sayangnya support (dana) untuk pertanian ini sangat kecil sehingga lambat berkembangnya. “Sekarang ini kita datangkan dari luar untuk dijual di Bali. Ini karena industrinya (pengolahan) gak tumbuh. Penting keberpihakan pemerintah karena ini menyangkut ketahanan pangan,” tambahnya.

Menanggapi berbagai masukan tersebut, Mangku Pastika mengatakan sesungguhnya potensi Bali masih sangat besar dan terbuka di berbagai sektor. “Terbukti orang lain berebut ke Bali, mereka bisa maju di sini. Kenapa tidak kita? Orang kaya di Bali banyak, potensinya besar. Kualitas SDM juga bagus. Kalau suatu saat saya gak lagi di DPD, saya ingin jadi pengusaha, kita gabung sama-sama bangkitkan Bali,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Mangku Pastika sepakat pentingnya peningkatan jumlah penerbangan ke Bali. Ini yang perlu diperjuangkan agar lebih banyak lagi pesawat yang ke Bali.

Terkait pertanian, Mangku Pastika melihat potensinya sangat besar. “Tanah Pemprov Bali saja ada ribuan hektar, ini tentu bisa menjadi kekuatan ekonomi kalau dikelola dengan baik (integrated). Thailand itu sangat maju pertaniannya karena pemimpinnya suka bertani,” ungkap penggagas Program Simantri ini.

Dalam diskusi juga mengemuka masalah lingkungan hidup termasuk keberadaan empat danau besar di Bali yang kondisinya mulai memprihatinkan karena adanya pencemaran dan sedimentasi. “Padahal danau ini bisa jadi aset wisata. Di Cina, danau jadi saya tarik wisata luar biasa,” jelas Mangku Pastika. (bas)