Reses Dr. Mangku Pastika, M.M.: Saatnya Warga Bali yang Sukses di Luar Pulang Membantu

Seandainya pandemi ini berlangsung terus hingga 2 tahun ke depan, akankah Bali bangkrut atau warganya jatuh miskin? Padahal sebelumnya angka pengangguran dan kemiskinan rendah di Bali begitu rendah.

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengajak orang Bali yang sukses di luar untuk pulang guna membantu membangkitkan ekonomi yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.

“Dulu saya pulang ke Bali menjadi Gubernur tiada lain karena cinta dan ingin memajukan Bali. Sekarang saya harapkan warga Bali yang sukses di luar mau pulang membantu daerah dan warga yang kini lagi kesulitan karena terpuruknya pariwisata yang selama ini menjadi andalan,” ujar Dr. Mangku Pastika saat kegiatan reses yang berlangsung via vidcon dari DPD Perwakilan Bali, Rabu (21/7).

Reses mengangkat tema “Pertanian Ramah Lingkungan dan Pariwisata” yang dipandu tim ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja menghadirkan narasumber di antaranya Yayasan JakArt yang juga inisiator Cronosphere, Dosen ISI Jogja Djohan serta Kelompok LAIS Abdi Bumi

Di awal paparannya, mantan Gubernur Bali dua periode ini melontarkan pertanyaan singkat seandainya pandemi ini berlangsung hingga 2 tahun ke depan, akankah Bali bangkrut atau warganya jatuh miskin?

Arie Suteja

Atas pertanyaan tersebut, para narasumber menegaskan Bali memiliki potensi besar baik alam, cuaca maupun keunggulan SDM. “Saya yakin kalau potensi itu dikelola dengan baik oleh SDM Bali yang kreatif, maka kita bisa mengatasi pandemi ini,” ujar Arie Suteja dari Yayasan JakArt yang juga inisiator Cronosphere. Ia mencontohkan Belanda dan Israel yang mampu mengolah sumber daya alamnya sehingga menjadi maju sektor pertaniannya.

“Kita tak boleh kalah. Kita diberi waktu dan ruang. Sekarang bagaimana mengolahnya. Melalui alam kita pasti bisa pulih. Jadi harus optimis. Dengan kreativitas, mau berusaha maka takkan bangkrut. Yang penting harmoni dengan alam,” jelasnya.

Ia menambahkan kemandirian sebagai hal penting. Karena itu Bali harus bisa memenuhi kebutuhannya dengan mengolah sumber dayanya secara seimbang (Tri Hita Karana). Diingatkan menanam itu bukan hanya kejar profit, tapi agar bisa merawat alamnya. Sebab manusia itu menumpang di alam. Jadi jangan serakah dan sampai merusaknya.

Dikatakan saat ini pertanian masih banyak yang tradisional, padahal berada di abad teknologi modern. Dicontohkan Gurun Sahara mampu menghasilkan aloevera dalam jumlah besar. Belanda yang terbatas lahannya bisa mengekspor sayur dan bunga. “Jadi kuncinya di SDM dan teknologi,” tegasnya.

Ketuanya Kelompok LAIS Abdi Bumi yang juga Penggerak Pertanian Perkotaan Made Sutama juga mengaku optimis Bali bisa bertahan sepanjang mampu mengolah potensinya dengan baik. Sutama bahkan melihat cukup banyak lahan di perkotaan yang bisa dikembangkan untuk pertanian. Kelompoknya menjemput limbah organik rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk sehingga lebih hemat.

Ia mengajak warga memanfaatkan lahan terbatas di perkotaan untuk pertanian (urban farming). Namun diakui masih terkendala pupuk dan pengairan. Masukan juga disampaikan Bendesa Adat Pengreregan Desa Lumbung Gede Arsana, BPD Lumbung Ketut Merta dan Klian Subak Made Gunawan yang pada intinya mengaku optimis di tengah pandemi ini. Namun ia berharap pemerintah mendukung petani khususnya saat panen raya dimana harga anjlok.

Atas berbagai masukan tersebut, Mangku Pastika menyatakan dengan semangat dan kreativitas masyarakat yang tinggi, pandemi ini akan mampu diatasi dan takkan sampai terpuruk. Sebab Bali didukung alamnya yang indah, subur, dan masyarakatnya cinta lingkungan (Tri Hita Karana). “Bertani yang ramah lingkungan, jangan alam dieksploitasi seenaknya,” pesannya. (bas)