Reses Dr. Mangku Pastika, M.M., Puji Program Simantri Mampu Tingkatkan Kesejahteraan Petani

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Perwakilan Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. memuji petani yang tetap tekun dan semangat mengembangkan potensi pertanian yang ada, khususnya Program Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi).

“Meski Simantri sudah berganti nama menjadi Sipadu, itu tak masalah. Yang utama program ini bisa jalan dan meningkatkan pendapatan petani,” ujar Dr. Mangku Pastika saat dialog via Vidcon dengan Kelompok Simantri 655 Manik Amertha, Desa Tiying Gading, Selamadeg Barat Tabanan, Kamis (18/2) di lokasi Simantri.

Pertemuan yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja juga dihadiri anggota Simantri 655 serta Ketua UPTD Sipadu.

Menurut Mangku Pastika, program Simantri yang diluncurkannya saat menjadi Gubernur Bali sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani serta menjadikan Bali Provinsi Organik.

Ketut Ngastawa mewakili Mangku Pastika menyerahkan bingkisan kepada Ketua Simantri 655

Sebab dari puluhan ekor sapi yang dipelihara petani dalam setiap kelompok (Simantri) ini, bukan saja dihasilkan daging juga yang tak kalah penting dari pengolahan kotoran sapi dan urine diperoleh pupuk organik, biourine, biopestisida hingga biogas yang tentunya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Dari satu ekor sapi per hari bisa menghasilkan sekitar lima liter urine dan setelah dioleh menjadi biourine, per liternya dijual seharga Rp8.000. “Multiplier effect-nya dapat meningkatkan kesuburan lahan dan pendapatan petani,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Melihat manfaat yang begitu besar, Mangku Pastika berharap program Simantri bisa berlanjut dan berkembang. “Saya senang pembinaan Simantri masih berjalan. Saya akan upayakan bisa dibantu pusat agar program ini bisa tambah maju,” ujarnya.

Semasa kepemimpinan Mangku Pastika direncanakan bisa membentuk 1.000 Kelompok Simantri. Namun hanya bisa terealisasi sekitar 800 kelompok. Tiap kelompok dibantu 21 ekor sapi serta fasilitas pendukung lainnya.

Sementara Ketua Simantri 655 Made Budiarta mengatakan dari sapi yang dibantu, kini jumlahnya naik dua kali. Pupuk yang dihasilkan juga telah bersertifikat dan laku terjual. Ia harap ke depannya terus dibina. Budiarta mengaku tiap bulan dari kotoran sapi menghasilkan 3 ton. “Kelompok tak bisa menambah sapi karena terkendala pakan,” ujarnya. (bas)