Reses Dr. Mangku Pastika, M.M.: Peternak Lele Terkendala Harga Pakan

(Baliekbis.com), Harga pakan yang cukup mahal menyebabkan peternak ikan lele tak bisa berproduksi maksimal. Mereka berharap bisa menekan biaya pakan ini agar lebih kompetitif. Demikian mengemuka saat kegiatan reses Anggota Komite II DPD RI dapil Bali Dr. Mangku Pastika,  M.M., Jumat (15/10) di kawasan budidaya lele, Penatih Denpasar.

Reses yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja mengangkat tema: “Perkembangan
Perikanan dalam Masa Pandemi Covid -19” menghadirkan narasumber dari Kelompok Penatih Lestari dan Mina Asri. Kedua kelompok ini bersinergi mengembangkan budidaya ikan lele disertai menyediakan kolam pancing dan warung makan.

“Kerja sama ini cukup membantu dalam memasarkan lele sekaligus usaha warung dan kolam pancing,” ujar Wayan Sudiarta selaku Ketua Kelompok Penatih Lestari dan rekannya Ketua Mina Asri Made Purya saat menyampaikan pendapatnya yang berlangsung melalui vidcon dengan Mangku Pastika.

Menurut Sudiarta, masyarakat yang memancing hanya dikenakan biaya Rp 15 ribu dan bisa memancing seharian. “Kami buka 24 jam dan ikan yang didapat milik mereka,” jelas Sudiarta yang sebelumnya bekerja sebagai sekuriti ini.

Hal senada disampaikan rekannya Purya yang mengaku kelompoknya masih bisa berkembang meski kondisi agak menurun setelah pandemi Covid-19. Sebenarnya budidaya lele ini cukup menguntungkan bila bisa menekan harga pakan.

“Kami sudah mencoba membikin pakan sendiri, namun masih sangat terbatas produksinya karena kapasitas peralatan yang sederhana,” jelas Purya yang sebelumnya sempat mendapat pelatihan di Sukabumi.

Kelompok ini sebelumnya juga sempat mendapat bantuan bioflok namun peralatan tersebut kini sudah rusak.

Menanggapi aspirasi kedua kelompok yang beranggotakan 24 orang itu, Mangku Pastika sangat mengapresiasi ketekunan dan inovasi kedua kelompok sehingga tetap eksis di tengah pandemi ini. “Kolaborasi yang dilakukan kedua kelompok ini sangat tepat, apalagi disertai inovasi yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan,” jelas mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Mangku Pastika juga memuji pemilihan budidaya lele ini sangat tepat. Selain nilai ekonomi yang bagus, lele memiliki gizi tinggi dan bisa dijadikan berbagai makanan olahan. “Masalah gizi ini sangat penting karena dapat membentuk SDM yang berkualitas. Banyak bangsa bisa maju karena didukung kualitas sumber daya manusianya,” ujar Mangku Pastika.

Di sisi lain Mangku Pastika mengajak warga agar jangan putus asa menghadapi pandemi ini. Sebab pariwisata memang sangat rentan dan Bali sudah beberapa kali diuji baik ketika peristiwa Bom Bali, erupsi Gunung Agung dan sekarang menghadapi Covid-19 yang tak jelas kapan berakhirnya.

Di akhir kegiatan, Mangku Pastika menyerahkan bantuan paket sembako kepada kelompok serta membantu sepuluh kg lele untuk ditebar di kolam pancing. (bas)