Reses Dr. Mangku Pastika, M.M., Koperasi mesti Fokus dalam Pengembangan Usaha

(Baliekbis.com), Di tengah kondisi tidak normal akibat pandemi Covid-19 saat ini, usaha koperasi diharapkan fokus dalam menjalankan usahanya. Sehingga bisa lancar dan dari sisi pembinaan jadi lebih mudah serta terarah.

“Yang penting pula diperhatikan apa yang menjadi motivasi anggota ikut berkoperasi. Apa strategi dan programnya. Jangan visi dan misinya hebat tapi programnya tak jelas. Tentu harus disesuaikan dengan situasi sekarang ini,” ujar Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat kegiatan Reses yang berlangsung, Jumat (23/7) di DPD RI Perwakilan Bali.

Reses yang mengangkat tema “Usaha Pembangkitan Koperasi di Era Pandemi” menghadirkan narasumber Kadis Koperasi dan UKM Bali, Kadis Koperasi dan UKM Kabupaten se Bali serta sejumlah pelaku koperasi dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.

Menurut Mangku Pastika mengingat banyak ada jenis koperasi sebagaimana paparan Kadis Koperasi dan UKM Bali Wayan Mardiana maka pelaku usaha koperasi mesti fokus dalam menjalankan usahanya. Terlebih saat ini kondisinya beda dengan sebelum adanya wabah corona.

Wayan Mardiana

Di awal pengantarnya mantan Gubernur Bali dua periode ini menyemangati kehadiran koperasi yang sudah berusia 74 tahun untuk tetap semangat, terus berinovasi dan berani melakukan terobosan-terobosan. “Kalau biasanya ada kata ‘why’, sekarang kita harus berani mengatakan ‘why not’. Orang optimis mengatakan ‘sulit, tapi bisa’, sementara bagi yang pesimis bilang ‘bisa tapi sulit’,” ujar Mangku Pastika.

Sementara Kadis Koperasi dan UKM Bali drh. I Ketut Mardiana mengatakan di masa pandemi ini berbagai upaya dilakukan agar potensi lokal bisa meningkatkan ekonomi krama Bali. Sebab Bali memiliki banyak potensi unggulan di sektor pertanian yang bernilai ekspor seperti manggis, jeruk, kopi, kerajinan bahkan ternak.

Namun diakui dalam pengembangan usaha koperasi dan UKM masih menghadapi sejumlah kendala seperti kompetensi SDM, permodalan, daya saing dan jaringan kemitraan. “Sebenarnya ada bantuan permodalan usaha mikro dari LPDB (Lembaga Penyaluran Dana Bergulir) namun persyaratannya sulit seperti harus ada jaminan. Sementara koperasi tak punya jaminan. Sehingga hanya sebagian yang terserap,” ujar Mardiana.

Ke depan kompetensi SDM menjadi perhatian agar menjadi koperasi modern (digital), tak lagi tradisional. Dengan digitalisasi (online) bisa membantu pemasaran dan kinerja kinerja koperasi lebih optimal.

Marsiana menambahkan koperasi di Bali terus bertambah jumlahnya. Namun diakui adanya pandemi ini berdampak pada penurunan keuntungan serta pengurangan tenaga kerja.

Meski demikian pihaknya terus berupaya melakukan pembinaan dan pendampingan agar koperasi dan UKM bisa terus tumbuh. Juga menggandeng lembaga pembiayaan permodalan serta membantu hak paten perajin (perak).

Sementara pengurus Koperasi Mahesa Agro Wisata Agus Maha Usada mengatakan koperasi yang tengah dirintis ini akan fokus pada pemasaran produk agribisnis serta pariwisata.

Ia berharap melalui koperasi bisa membantu kesejahteraan anggota (level bawah). Ia melihat banyak produk yang masih didatangkan dari luar. Padahal potensi Bali sangat besar untuk memproduksi. “Jadi ini salah satu yang akan kita berdayakan dengan menggandeng pihak terkait,” jelasnya.

Webinar diakhiri dengan pemberian paket sembako kepada anggota Baja Tani (Bangga Jadi Petani) oleh Mangku Pastika yang diwakili Ketut Ngastawa. (bas)