Reses Dr. Mangku Pastika, M.M., Dorong Perajin Endek Bona Tetap Kreatif di Masa Pandemi

(Baliekbis.com), Ekonomi Bali selama ini banyak disokong dari pariwisata. Dan banyak industri berkembang dari sana termasuk perajin (kain endek). Di saat pandemi ini, pariwisata terpuruk dan perajin kena dampaknya.

“Sebelum pandemi Covid-19, kami masih mempekerjakan 80 perajin. Sekarang semua perajin tidak bisa produksi. Mereka beralih profesi ada yang jadi tukang angkut pasir dan bertani,” ujar I Gusti Putu Raka selaku Ketua Kelompok Tenun Bona Artha Kusuma di Desa Bona, Gianyar saat menyampaikan paparannya dalam reses Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M., Senin (22/2) di bengkel kerajinan Tenun Ikat Anta Kusuma.

Tenun Ikat Anta Kusuma dirintis Gusti Putu Raka di tahun 1975 dan sempat berjaya di tahun 80-an dengan mempekerjakan sekitar 120 tenaga. Bahkan menurut Gusti Raka, produknya sempat ekspor ke Jerman dan beberapa negara lainnya.

Namun karena pandemi ini pemasaran terputus sehingga otomatis semua perajin tak bisa bekerja. Di bengkel Tenun Ikat Anta Kusuma yang dikelola Gusti Raka, hanya ia dan istrinya serta beberapa perajin yang masih mencoba bekerja meski ia tak tahu kemana nantinya akan di pasarkan.

“Ya biar ada pekerjaan saja dan kebetulan masih punya bahan baku,” tambahnya. Bahan baku menurutnya didatangkan dari India namun bisa dibeli di Denpasar. Ia berharap Dr. Mangku Pastika yang sudah dikenalnya sejak menjabat Gubernur Bali bisa membantu mencarikan terobosan pemasaran.

Menanggapi harapan perajin, Mangku Pastika yang menjadi Gubernur Bali 2008-2018 mengatakan sebagai Anggota Komite II akan mencoba mencarikan jalan agar perajin bisa tetap bertahan.

“Di saat ini gunakan kesempatan untuk tetap berkreativitas dan menjaga mutu produk yang sudah ada. Ketika nanti covid ini hilang, kita sudah siap. Saya yakin suatu saat wabah ini akan berlalu,” harap mantan Kapolda Bali ini.

Di awal paparannya, Mangku Pastika mengatakan kreativitas itu sangat penting. Dicontohkan Cina yang sukses memanfaatkan danau untuk festival kesenian yang melibatkan banyak seniman sehingga bisa meningkatkan pendapatan.

Demikian halnya kain endek yang menjadi salah satu ciri khas Bali. Di India juga ada endek, alat tenunnya juga persis seperti yang ada di Bali. Jadi endek ini sudah punya nama. “Kekuatan kita ada di bidang seni dan budaya,” tambahnya. Di akhir dialog secara vidcon bertema “Pengrajin Kain Endek” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Bhaskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja, kepada perajin diserahkan bantuan paket sembako. (bas)