Reses Dr. Mangku Pastika, M.M., Bertemu Pak Oles dan UMKM Berbagi Kiat Bisnis di Tengah Persaingan

UMKM kita jago diproduksi, kreatif dan inovatif. Namun tidak didukung data pasar. Sehingga seringkali kalah dalam pemasaran.

(Baliekbis.com), Anggota Komite II DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. bertemu dengan pelaku usaha Pak Oles dan sejumlah UMKM di Bokashi Farm Waribang, Kamis (21/7).

Pertemuan dalam suasana santai dalam rangkaian reses yang mengangkat tema “Usadha Berbasis Kearifan Lokal” ini
dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja membahas berbagai kiat, peluang dan hambatan yang dialami pelaku usaha.

“Kelemahan UMKM kita karena tidak memiliki data pasar. Kita jago memproduksi, tapi tak tahu kondisi pasar. Jadi ini perlu dipelajari apa yang dibutuhkan pasar, berapa jenis dan jumlahnya. Juga yang tak kalah penting seperti apa tingkat persaingannya,” ujar Mangku Pastika.

Hal penting lainnya pelaku usaha harus memperhatikan ukuran barang yang akan diproduksi. “Trend sekarang yang kecil-kecil. Seperti lukisan atau patung tidak lagi seperti dulu ukurannya besar-besar. Sekarang kan kebanyakan rumah orang ukurannya kecil, minimalis,” ujar Gubernur Bali 2008-2018 ini.

Dari segi peluang sebenarnya Bali sangat besar. Dicontohkan banyak barang dari luar didatangkan dan dipasarkan di Bali. Seperti di sektor pertanian mulai dari pisang, beras hingga ikan lele, gurami yang berton-ton didatangkan dari luar.

“Menyiasati peluang ini, mindset kita harus maju. Kuncinya dengan meningkatkan pendidikan. Makanya saat jadi Gubernur saya memakai program ‘Mandara’ -maju, aman dan sejahtera-,” jelasnya.
Di sisi lain, mantan orang nomor satu di Bali ini mengajak pelaku usaha tetap optimis, jangan putus asa. Pelajari terus apa yang menjadi kebutuhan (pasar).

Sementara Dirut PT. Karya Pak Oles Tokcer Gede Ngurah Wididana yang terkenal dengan minyak Bokashi-nya di awal sambutannya memuji Mangku Pastika yang peduli dengan UMKM serta pemberdayaan sektor pertanian. “Di tengah kondisi pandemi ini, kolaborasi baik bisnis, sosial maupun politik sangat penting. Di farm ini kami juga kembangkan edukasi pertanian mulai dari anak TK,” ujar Pak Oles yang sempat belajar pertanian ke Jepang ini.

Dikatakan meski pandemi, bisnis berbahan rempah-rempahnya tetap jalan dengan mempekerjakan 700 lebih karyawan yang tersebar hingga ke luar Bali. Pelaku UMKM VCO Wayan Setiawan mengungkapkan permodalan, perijinan termasuk sumber daya manusia masih menjadi kendala.(bas)