Reses Dr. Mangku Pastika, M.M., Bali Bisa Tingkatkan Pendapatan dari Bambu

(Baliekbis.com), Bali memiliki banyak varietas bambu dengan berbagai manfaat baik dari sisi ekonomi dan lingkungan.

“Selain untuk kerajinan dan melindungi lahan kritis, bambu bisa menjadi pendukung bahan pangan. Rebungnya bahkan diekspor,” ujar Dr. Mangku Pastika saat reses yang berlangsung melalui vidcon dari Balinese Farm Cooking & Organic Farm Desa Taro, Gianyar, Rabu (28/4).

Reses mengangkat tema “Budidaya Bambu dan Energi Arang Bambu” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja menghadirkan akademisi
Dr. Ir. Diah Kencana serta praktisi di bidang pemanfaatan bambu Wayan Mudin dan Wayan Mudika.

Menurut Mangku Pastika, bambu sangat penting bagi lingkungan selain memiliki nilai ekonomi tinggi. Bambu dapat dibudidayakan di lahan kritis serta mampu menyimpan air. Manfaatnya juga semakin banyak untuk industri, energi baru terbarukan serta pangan. “Bambu tidak perlu pupuk dan pestisida. Ini adalah tanaman penyelamat lingkungan,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Budidaya komoditi pertanian tambah Mangku Pastika juga bisa menjadi daya tarik wisatawan. Dicontohkan, di Sanur turis diajak tanam terumbu karang, lalu setelah panen disuruh datang lagi untuk panen. Di beberapa tempat turis terlibat tanam padi lalu ikut saat panen. Jadi ini bisa jadi kegiatan wisata.

Pengelola Balinese Farm Cooking Wayan Mudin dan chef sekaligus guide Wayan Mudika mengatakan wisatawan yang belajar sangat tertarik dengan lingkungan serta olahan pangan bambu (rebung). “Rebung kami olah jadi pepes, kare, lumpia (spring roll) dan pengganti kulit babi (ramas). Dan tamu sangat surprise karena bisa langsung terlibat dari pencarian rebung hingga pengolahannya,” tambah Mudika.

Namun diakui karena pandemi, aktivitas di farm seluas setengah hektar itu kini terhenti. Dalam kondisi normal rata-rata tiap hari ada sekitar 40 turis yang belajar dalam dua sesi.

Sementara pakar bambu yang juga dosen, Dr. Ir. Diah Kencana menjelaskan di Indonesia, bambu masih terpinggirkan. Ada 1.600 spesies bambu di dunia, yang tumbuh di Bali sekitar 40 jenis dan di Indonesia 160 jenis.

Namun masyarakat (Bali) belum fokus mempertahankan budidaya bambu. Padahal banyak daerah luar Bali yang interes mengembangkan bambu.”Yang sekarang dinikmati adalah bambu yang ditanam para pendahulu. Dengan kondisi itu, industri mulai kekurangan bahan baku bambu,” jelasnya.

Saat ini bambu juga dikembangkan menjadi arang untuk energi baru terbarukan. Dikatakan Diah, bambu di Bali bernilai ekonomis tinggi, di antaranya bambu petung, bambu tabah untuk pangan (rebung) dan jenis lainnya seperti untuk gedek, dll.

Ditambahkan, bambu dapat tumbuh di lahan kritis dan bertahan sampai ratusan tahun. Bambu juga berfungsi penahan air dan dikelola menjadi kawasan wisata. Di akhir reses, Mangku Pastika diwakili Ketut Ngastawa menyerahkan bantuan kepada sejumlah perajin.(bas)