Reses Dr. Mangku Pastika, Investor Siap Bangun Bandara di Bali Utara

(Baliekbis.com), Meski penlok (penetapan lokasi) terkait bandara di Buleleng sampai saat ini belum juga ada kepastian, namun investor tetap semangat dan menyatakan siap untuk membangun proyek triliunan rupiah tersebut. Demikian terungkap saat kegiatan reses Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M., Selasa (8/3).

Reses yang berlangsung secara vidcon dengan tema “Rencana Pembangunan Bandara Internasional Bali
Utara” dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja. Reses menghadirkan narasumber dari Dinas Perhubungan Bali, Pengelola Bandara Ngurah Rai dan PT BIBU Panji Sakti.

Sebagaimana diungkapkan Dirut PT. BIBU Panji Sakti Tulus Pranowo yang menyatakan siap untuk membangun bandara di Bali Utara. Bahkan dia mengaku sudah didukung investor (luar) yang siap menggelontor dana untuk mewujudkan bandara yang sangat diharapkan masyarakat agar bisa terwujud. “Sebab kehadiran bandara di Buleleng ini akan bisa menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan kesejahteraan warga,” ujarnya.

Tulus mengaku terus berjuang agar bandara yang dirancang di lepas pantai itu bisa secepatnya terwujud. “Soal biaya kami sudah siap. Kami sudah MoU dengan kontraktor yang siap menyelesaikan pembangunannya. sampai selesai,” jelasnya. Ia bahkan mengaku terbuka untuk menggandeng pengusaha lokal seperti BUMD.

Terkait persyaratan, Tulus mengatakan sudah sesuai dengan RTRW dan ketentuan yang ditetapkan. “Kami dapat arahan Gubernur saat itu (Mangku Pastika -red) agar pembangunan bandara tidak menggusur lahan produktif, penduduk, pura, situs dan taman nasional. Jadi kami pilih laut (lepas pantai),” tambahnya.

Penantian cukup lama keluarnya penlok yang menjadi kunci bisa dimulainya pengerjaan bandara juga disampaikan Sekretaris Dinas Perhubungan Bali Stanley Suwandi. “Kita saat ini sedang menunggu dimana lokasinya (penlok), karena ini kewenangan di tingkat kementerian. Kalau mengacu RTRW sudah sesuai yakni di Buleleng,” jelasnya.

Ditambahkan saat ini ada 3 kajian yakni dari BIBU, Pembari dan Angkasa Pura. Untuk lokasinya di Sumber Klampok. Ia berharap penlok ini segera didorong percepatannya. Sebab proyek baru bisa bergerak kalau penlok keluar. Ini sudah dua tahun di PSN (Proyek Strategis Nasional) namun belum bergerak.

Harapan segera terwujudnya bandara juga menjadi perhatian Mangku Pastika. “Saya heran ‘mahluk penlok’ ini susah keluar bahkan sampai sekarang belum ada tanda-tandanya. Padahal ini sudah di PSN. Jadi harus terus dikawal,” jelas mantan Gubernur Bali dua periode yang menginisiasi rencana bandara ini.

Bahkan Mangku Pastika (saat itu menjadi Gubernur Bali) mengaku sempat komplain kepada Menteri Luhut yang tanpa setahunya menggandeng World Bank melakukan survei terkait bandara di Buleleng yang hasilnya mengatakan tidak layak. “Jadi saya tegur juga orang-orang World Bank itu, apa dasarnya mengatakan tidak layak,” ujar mantan Kapolda Bali ini.

Sementara Manajer Operasional Bandara
Internasional I Gusti Ngurah Rai Yaka Yulistya mengatakan Angkasa Pura (AP) sekarang tengah melakukan kajian legal serta finansial. Juga kajian opsi kerja sama untuk pendanaan. Dalam kajian, bandara di Sumber Klampok membutuhkan sekitar 400 ha secara keseluruhan. AP bahkan sudah menggandeng BUMN (PP) untuk masalah keuangan. (bas)