Reses Dr. Mangku Pastika, Dekan Fakultas Pariwisata Unud: SDM Pariwisata ‘Laris Manis’ di Tengah Pandemi Covid-19

(Baliekbis.com), Dekan Fakultas
Pariwisata Universitas Udayana Dr. I Nyoman Sunartha,MSi. mengatakan di saat pandemi ini, permintaan SDM pariwisata dari luar Bali sangat tinggi.

“Adanya pengembangan 10 Bali Baru menyebabkan kebutuhan SDM pariwisata meningkat. Tamatan sekolah pariwisata di Bali jadi ‘laris manis’ banyak diminati,” ujar Dr. Sunartha saat menjadi narasumber pada kegiatan Reses Anggota DPD RI Perwakilan Bali (B.66) Dr. Made Mangku Pastika,M.M. yang digelar via vidcon, Selasa (22/12) di Denpasar.

Reses mengangkat tema “Terobosan Kebijakan Inovatif Ketenagakerjaan di Bidang Kepariwisataan dalan Menghadapi Tahun 2021” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja juga menampilkan narasumber dari Dinas Pariwisata Bali.

Sunartha mengakui di saat pandemi ini banyak SDM pariwisata di Bali yang menganggur. Namun beberapa daerah tujuan wisata di luar Bali, pariwisatanya cukup berkembang sehingga membutuhkan SDM yang cukup banyak. “Dan tamatan pariwisata Bali banyak dibutuhkan,” tegas Sunartha.

Meski demikian, sebagian besar tenaga pariwisata yang menganggur saat ini juga perlu dicarikan solusinya. Menurutnya Bali memiliki kekayaan alam dan budaya yang besar. Tinggal sekarang bagaimana mengelola sumber tersebut sehingga bisa menyerap tenaga yang ada.

Di sisi lain dijelaskan banyak negara sudah mencoba membuka pariwisatanya namun kembali tutup karena covid ini.

“Jadi kalau Bali mau menghidupkan ekonominya, maka hijaukan dulu dari corona. Kalau sudah zona aman (hijau) kita bisa kampanyekan pasar domestik sehingga pariwisata bisa bangkit,” ujarnya.

Dijelaskan saat ini ribuan pekerja migran tinggal di desa. Bagaimana memberdayakan potensi desa sehingga bisa melibatkan mereka. “Tambang kita adalah tradisi dan budaya. Jadi tenaga kerja kita tak mungkin nganggur kalau mau memberdayakan potensi tersebut dengan tetap menjaga alam yang ada,” ujarnya.

Solusi lainnya, adanya perubahan paradigma di era new normal ini, harus berani menjual apa yang dimiliki Bali untuk wisatawan. “Bukan menjual apa yang dibutuhkan wisatawan, padahal itu bukan keahlian kita,” jelasnya.

Sementara Anggota Komisi II DPD RI Dr. Mangku Pastika mengatakan pelatihan yang kini digencarkan selain harus jelas kemana arahnya juga perlu partisipasi industri.

“Jadi setelah dilatih, nantinya mau kerja dimana,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini terkait adanya kegiatan pelatihan yang digelar dinas terkait.

Mangku Pastika juga mengingatkan agar potensi lokal lebih mendapat perhatian. Seperti kuliner lokal bisa dikelola sedemikian rupa sehingga bisa menjadi daya tarik wisatawan. “Kembangkan apa yang menjadi modal utama yang kita miliki,” tambahnya.

Kabid SDP Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Kade Sugita mengatakan sejumlah kegiatan pelatihan akan dilaksanakan di 2021 dengan dukungan dana Kemenparekraf. (bas)