Reses Dr. Made Mangku Pastika, M.M., Usaha Kecil Mesti Kelola Keuangan secara Profesional

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengatakan di masa pandemi Covid-19 ini peran usaha kecil (UMKM) sangat strategis. Hanya usaha kecil yang masih bertahan, sementara bisnis besar kebanyakan mati pelan-pelan dan akhirnya tutup karena tak mampu menjalankan produksi.

“Karena itu usaha kecil ini perlu mendapat perhatian khususnya dalam pengelolaan keuangan. Sebab kebanyakan usaha kecil ini bangkrut akibat salah kelola keuangan,” ujar Mangku Pastika saat
Reses yang berlangsung via vidcon, Kamis (22/7) di DPD RI Perwakilan Bali.

Reses yang mengangkat tema: “Penguatan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan UMKM” menghadirkan narasumber dari Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) dan pelaku usaha lainnya dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.

Cokorda Widyawati

Menurut Mangku Pastika selain kendala administrasi keuangan, UMKM juga kebanyakan masih dikelola secara tradisional. “Ini sangat berisiko. Contoh dulu banyak penyosohan beras, sekarang sebagian besar bangkrut. Ini karena uangnya tidak dikelola dengan baik, peruntukannya tidak jelas. Masalahnya sederhana tapi serius akibatnya,” tegas mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Mangku Pastika juga berharap pelaku usaha kecil rutin membuat laporan yang jujur sehingga tahu untung-rugi. Dikatakan dalam berbisnis masalah pasti muncul. “Jadikan masalah sebagai tantangan dan ubah tantangan itu jadi peluang. Ini yang harus dimiliki entrepreneur,” jelas mantan Kapolda Bali ini.

Sementara narasumber Ketua Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) Cokorda Widyawati menjelaskan pentingnya pelaporan pembukuan bagi kegiatan usaha agar semua kegiatan bisa diketahui dan terkontrol. “Untuk UMKM cukup laporan laba rugi, setelah itu bisa meningkat ke neraca. Yang penting pisahkan rekening usaha dengan rekening pribadi,” jelasnya.

Dengan ada pelaporan tersebut sehingga jelas kinerja perusahaan. Dari neraca bisa diketahui perusahaan itu likuid atau tidak. Cok Widyawati juga mengingatkan agar jangan terlalu yakin dengan laporan yang dikatakan balance. Sebab yang balance itu belum tentu benar. “Tapi kalau laporan keuangan itu benar, pasti balance,” tegasnya.

Ia juga menyarankan agar UMKM memiliki buku kas. Semua transaksi sebaiknya di bank agar tercatat. Bagi usaha dagang harus punya kartu stok. Di sisi lain, wanita pengusaha ini juga mengajak pengusaha memanfaatkan masa pandemi ini untuk belajar. UMKM perlu optimis, inisiatif, kreatif dan pantang menyerah dalam berusaha.

Pengusaha pupuk organik yang juga Ketua Gapoktan Simantri Wayan Sudarma mengatakan meski pandemi, kelompoknya mampu berproduksi 3 ton pupuk organik per hari. Kelompoknya juga mengembangkan usaha lainnya seperti madu. Sementara pelaku UMKM Stephen berharap bisa dibantu tenaga magang untuk administrasi usahanya. (bas)