Reses Dr. Made Mangku Pastika, M.M., Petani Rumput Laut Lembongan Masih Berharap Pariwisata Bangkit

(Baliekbis.com), Meski pariwisata yang selama ini menjadi andalan lagi terpuruk, sebagian warga Lembongan tetap berharap ke depan bisa pulih kembali.

“Padahal sebelumnya warga banyak terjun sebagai petani rumput laut. Karena pendapatan dari pariwisata bagus, banyak yang meninggalkan rumput laut. Bahkan di tahun 2019 sudah tak ada lagi yang budidaya rumput laut. Lahan rumput laut kosong,” ujar I Nyoman Mokoh Wijaya dari Lembongan Community mewakili rekan-rekannya saat memberi paparan dalam dialog interaktif terkait Reses Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M.,Rabu (24/2).

Dialog secara vidcon mengangkat tema “Keberadaan Petani Rumput Laut di Masa Pandemi Covid 19” dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Bhaskara. Pada acara tersebut juga hadir sebagai narasumber dari Tabanan Hub yang mewadahi tujuh organisasi dan asosiasi di antaranya Kadin, PHRI, NCPI dan JCI.

Mokoh yang pembudidaya rumput laut sejak tahun 1984 mengaku awalnya masyarakat Lembongan terjun sebagai petani rumput laut. Namun sejak pariwisata booming, warga meninggalkan usaha rumput laut.

“Saat ini, pariwisata lagi terpuruk warga kembali ke rumput laut. Namun respons warga tak maksimal karena masih berharap pariwisata bisa pulih kembali,” tambah Mokoh.

Mokoh Wijaya

Diakui dengan kembalinya warga ke rumput laut, banyak tantangan yang dihadapi. Selain pemenuhan bibit, pemasaran juga faktor iklim yang berpengaruh terhadap produksi. “Jadi petani berharap bisa dibantu bibit yang sesuai dengan iklim sekarang agar produksinya bisa optimal,” jelasnya. Menurut Mokoh, faktor cuaca/iklim sangat mempengaruhi produksi.

Saat ini ada sekitar seribu warga yang mulai terjun ke rumput laut. Budidaya dilakukan
dengan sistem rakit dan ada juga patok. Jenis rumput yang dikembangkan di antaranya vinosum, cottoni dan sacol. Ia berharap Anggota DPD RI Perwakilan Bali Dr. Mangku Pastika bisa mengupayakan bibit rumput laut dari sejumlah wilayah di NTT yang sangat cocok untuk dikembangkan di Lembongan. “Kami juga terbentur aturan saat ekspor. Padahal permintaan luar negeri cukup besar,” tambah Mokoh.

Menanggapi masukan dari petani rumput laut, Mangku Pastika memuji upaya yang dilakukan warga yang cepat mengambil terobosan. Apalagi Lembongan potensial dikembangkan rumput laut.

“Kalau soal bibit nanti saya upayakan. Yang penting kualitas dan pemasaran dijaga. Saatnya memanfaatkan digitalisasi agar lebih hemat dan cepat,” tambah mantan Gubernur Bali dua periode ini. (bas)