Reses di Radio Nuansa Giri, Dr. Mangku Pastika Ditanya Soal SMA Bali Mandara

(Baliekbis.com), Berbicara sekitar 1 jam di studio 2 Radio Nuansa Giri 91.2 FM Buleleng, Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mendapat sejumlah masukan dan pertanyaan dari pendengar yang mengikuti acara Obras (Obrolan Bersama Narasumber) yang dipandu pembawa acara Santi Putri, Sabtu (17/12). Dalam acara “Menyerap Aspirasi Masyarakat Buleleng” ini Mangku Pastika didampingi Tim Ahli Nyoman Wiratmaja, Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara.

Beberapa pendengar bahkan menanyakan SMA Bali Mandara yang dibangun Mangku Pastika saat menjadi Gubernur Bali 2008-2018. “Anak saya pertama sekolah di SMA Bali Mandara dan bisa berprestasi, saya ingin anak kedua juga bisa di Bali Mandara,” ujar Gede Suprana dari Sudaji menyampaikan aspirasinya.

Sebagai warga miskin, ia berharap anaknya bisa melanjutkan di sekolah gratis untuk warga miskin itu. Namun ia mengaku sekarang ini, kondisi SMA Bali Mandara tidak seperti sebelumnya. “Kalau bisa seperti dulu lagi (gratis),” harapnya.

Pendengar Gede Krama, menyatakan terima kasihnya atas kepedulian Mangku Pastika memajukan dunia pendidikan. Apresiasi juga disampaikan
Gama Arta dari Pemaron yang berharap Mangku Pastika tetap mengawal jagat Bali. Sebagai penyandang cacat, ia berharap Bali tidak terjadi bencana.

Warga yang mengaku bernama Pan Begal menerangkan pen di kakinya sudah 22 tahun tak bisa dilepas. “Saya mohon Bapak bisa membantu,” ujar warga miskin asal Jagaraga itu. Mendengar berbagai masukan tersebut, mantan Gubernur Bali dua periode ini menjelaskan akan berupaya membantu.

Mangku Pastika menjelaskan salah satu cara mengentaskan kemiskinan adalah dengan membuka kesempatan agar warga bisa sekolah. Karena itu didirikanlah SMA/SMK Bali Mandara. “Syaratnya hanya satu, siapa yang paling miskin itu yang diterima. Seleksinya memang ketat sebab yang lamar 900-an sedangkan kuotanya cuma seratusan,” jelasnya.

Mangku Pastika juga meceritakan perjalanan karirnya
sebagai penegak hukum (Kapolda Bali, Papua dan NTT), Kepala BNN, kemudian menjadi Gubernur Bali 2008-2018 dan sekarang sebagai Anggota Komite IV DPD RI. “Saya putra Buleleng asli, lahir di Sangga Langit Gerokgak. SD (SR-red) di sini, lalu SMP dan SMA di Sumatra dan Akabri di Palembang setelah itu dinas di Jakarta,” paparnya.

Saat menjabat Kapolda Bali, Mangku Pastika heran banyak warga yang miskin, padahal Bali dikenal sebagai pulau surga. “Maka ketika jadi gubernur, saya fokus untuk mengentaskan kemiskinan, salah satunya mendirikan SMA Bali Mandara selain program lainnya seperti bedah rumah, Simantri, RS Bali Mandara,” jelasnya.

Ditanya soal ekonomi Bali pascapandemi, menurutnya masih bisa ditingkatkan asal dengan perencanaan yang benar dan terintegrasi sesuai potensi unggulan yang ada sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Mangku Pastika pada kesempatan itu juga memaparkan fungsi dan tugas DPD, salah satunya yakni mengidentifikasi masalah di daerah untuk dikomunikasikan ke pusat. Sebab tak semua aturan pusat cocok diterapkan di semua daerah. Seperti UU Pornografi, KUHP yang baru, juga menyangkut anggaran seperti dana desa.

“Melalui radio ini saya juga sampaikan tidak maju lagi di Pemilu 2024. Nanti setelah tidak di DPD, saya ingin pulang kampung, bersama berpartisipasi bangun Buleleng. Wilayah Buleleng ini sangat luas, penduduknya banyak, orangnya hebat-hebat, demokratis dan blak-blakan. Dengan jengah, ini modal besar untuk maju. Mari kerja sama, bersatu lanjutkan warisan Ki Panji Sakti,” pesannya. (bas)