Reses di Kelating, Dr. Mangku Pastika, M.M.: BUMDes Adalah Mesinnya Ekonomi Desa

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. menyatakan potensi Desa Kelating Tabanan sangat besar baik pertanian maupun pariwisatanya. Karena itu pengembangannya perlu direncanakan dengan cermat dan terintegrasi sehingga bisa memberi nilai ekonomi bagi desa dan masyarakatnya.

“Saya melihat di sini ada BUMDes yang perlu ditingkatkan usahanya agar cepat maju. BUMDes yang kurang modal harus dibantu. Sebab BUMDes adalah mesinnya ekonomi desa selain LPD. Kalau lembaga ekonomi desa ini berkembang maka kesejahteraan masyarakatnya ikut meningkat,” ujar Mangku Pastika saat kegiatan Reses di Desa Kelating Tabanan, Rabu (8/3).

Reses mengangkat Tema “BUPDa: Tantangan dan Hambatan dalam Meningkatkan Perekonomian Desa” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja, Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara dihadiri Perbekel Kelating Made Suarga, Direktur Bumdes Bhuana Kerthi Made Sujana Adi Wiguna dan Bendesa Adat Kelating Dewa Made Maharjana.

Menurut Mangku Pastika, kalau potensi ekonomi desa besar, BUMDes yang kurang modal bisa pinjam di bank dengan jaminan dari Jamkrida Bali Mandara. Sebab untuk memberdayakan potensi desa memang perlu modal seperti pertanian yang membutuhkan benih, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) dan teknologi serta pemasaran.

Dr. Mangku Pastika didampingi Perbekel Kelating

“Jadi BUMDes jangan khawatir soal modal,” tegas mantan Gubernur Bali dua periode ini setelah mendengar laporan
Direktur BUMDes Bhuana Kerthi Made Sujana Adi Wiguna yang mengaku belum banyak bisa berbuat karena terbentur modal. BUMDes yang baru berdiri ini masih terbatas mengolah sampah.

Padahal menurutnya, potensi ekonomi di desanya sangat besar. “Di desa kami ada pengolahan pupuk (Simantri), vila dan home stay yang mulai banyak didatangi wisatawan serta pertanian,” jelasnya. Bahkan menurut Perbekel Kelating, dengan areal sawah yang cukup luas, desa dengan penduduk 2 ribu lebih ini bisa surplus beras.

Mendengar masukan dan potensi tersebut, Mangku Pastika mendorong agar Desa Kelating bisa mengembangkan produk organik. Sehingga bisa memberi nilai tambah lebih besar. Beras Kelating perlu dikemas sedemikian rupa sehingga bisa masuk pasar yang lebih luas.

Mangku Pastika mengaku tertarik dengan pertanian sebab dari sektor ini semua bisa hidup. Dicontohkan saat pandemi Covid-19 sebagian sektor ekonomi (pariwisata) terhenti. Juga ketika erupsi Gunung Agung dan terjadinya perang. Tapi pertanian tetap jalan dan harus berjalan.

“Saya ingin budaya pertanian ini tetap hidup. Tapi harus ada sentuhan baru agar bisa tumbuh karena lahan makin sempit dan manusia terus bertambah. Oleh karena itu bagaimana caranya agar pertanian bisa menarik termasuk menarik wisatawan. Sebab turis juga mengagumi budaya pertanian,” jelas Mangku Pastika. (bas)