Rembuk Nasional PT, Kampus Harus Jadi Benteng Terakhir Tangkal Radikalisme

(Baliekbis.com), Radikalisme dinilai sebagai ideologi yang berbahaya. Karenanya jangan sampai masuk kampus. “Kalau ini sampai terjadi maka akan ada semacam legitimasi ilmiah. Selama ini mereka memasuki yang religius. Jadi kampus harus jadi benteng terakhir yang tak bisa ditembus radikalisme,” jelas Penggagas dan Koordinator Rembuk Nasional Dr. Ida Bagus Radendra Suastama, S.H., M.H., Rabu (26/9) di sela-sela acara Rembuk Nasional Peringatan Setahun dan Tindak Lanjut Deklarasi Nusa Dua pada 26-27 September 2018, di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur. Radendra juga mengingatkan radikalisme bukan hanya pada orang dewasa, namun sudah menyasar generasi muda bahkan remaja. Hal ini harus bisa diantisipasi agar jangan sampai masuk lembaga pendidikan.

Ditambahkan melalui rembuk nasional ini diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah konkret dalam mencegah masuknya paham radikalisme ke dunia kampus. Memperkuat pemahaman ideologi Pancasila dalam kurikulum pendidikan bagi mahasiswa dan pembinaan dosen pengajar, merumuskan langkah-langkah pengawasan dan pengendalian organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan kemahasiswaan dari pengaruh radikalisme dan merumuskan strategi penyampaian Ideologi Pancasila yang efektif kepada generasi milenial. Termasuk juga menjaga kemandirian/netralitas dunia akademik dalam konteks politik praktis.

IB Radendra.

Sementara Kepala LLDikti VIII Prof. Dr. Nengah Dasi Astawa, MSi. menyambut baik gagasan mempertemukan kembali para pimpinan Perguruan Tinggi (PT) dalam Rembuk Nasional dan Tindak Lanjut Deklarasi Nusa Dua yang berlangsung pada 26 September 2017.

“Hal ini mengingat kompleksitas persoalan bangsa dan bahaya radikalisme-intoleransi yang sedemikian nyata. Maka andil civitas akademika merumuskan pokok-pokok pikiran pencegahan radikalisme dan penguatan ideologi Pancasila akan sangat vital, karena pemerintah tidak mungkin bisa bekerja sendiri,” ujarnya saat membuka acara Rembuk Nasional yang dihadiri Kapolda Bali Irjen
Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, M.M.

Berdasarkan aspirasi dari Pimpinan PT di Indonesia, khususnya para anggota Steering Committee (SC) AKPT 2017, maka pimpinan PT di Bali berinisiatif untuk kembali menjadi tuan rumah pada Rembuk Nasional Peringatan Setahun dan Tindak Lanjut Deklarasi Nusa Dua, pada 26-27 September 2018 ini. Kegiatan ini akan dihadiri 100 orang pimpinan PT se-Indonesia yang terdiri dari para SC AKPT 2017 dan seluruh pimpinan PT se-Bali. Nantinya rumusan yang dihasilkan akan disampaikan langsung kepada Presiden RI.

Sebagaimana diketahui Deklarasi Nusa Dua yang dikumandangkan setahun lalu ini berawal dari “Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme” menyelenggarakan Pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi (PT) se-Indonesia di Nusa Dua, 25-26 September 2017. Pertemuan pertama kali itu sangat fenomenal karena diikuti 3.500-an pimpinan PT seluruh Indonesia dan dihadiri Presiden RI, Ir. Joko Widodo.

Pada puncak acara tersebut dibacakan Deklarasi Nusa Dua yang pada pokoknya berisi penegasan komitmen pimpinan PT se-Indonesia untuk mempertahankan Empat Konsensus Kebangsaan yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 serta penyatuan tekad melawan radikalisme dan intoleransi. (wbp)