Rektor ITB STIKOM Bali: Permintaan Tinggi, Masa Tunggu Alumni hanya Perlu 40 Hari untuk Masuk ke Dunia Kerja

(Baliekbis.com), Rata-rata masa tunggu alumni ITB STIKOM Bali hanya memerlukan waktu 40 hari atau satu bulan lebih untuk segera masuk ke dunia kerja ataupun wirausaha. Hal ini antara lain disebabkan oleh tingginya permintaan dari berbagai usaha dan industri akan kebutuhan tenaga TIK.

“Setiap hari ITB STIKOM Bali menerima permintaan tenaga kerja bidang TIK (kadang-kadang juga non TIK) rata-rata 3 perusahan baik melalui surat, email, telpon, dan tidak jarang pula yang langsung datang ke kampus. Bahkan sampai dengan melakukan perekrutan di kampus,” ujar Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan pada acara Coffee Morning ITB STIKOM Bali bersama media, Rabu (9/2) di Bali Duta Orchid Garden Denpasar.

Acara dalam rangka Hari Pers 2022, mengangkat tema “Sinergi ITB STIKOM Bali dan Media dalam Transformasi Budaya Berbasis Digital” dibuka Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Prof. Bandem.

Pada acara tersebut ITB STIKOM Bali juga melakukan penandatanganan MoU dengan media.
Hadir pula pada acara tersebut Pengawas, Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar.

Dr. Dadang Hermawan

Menurut Dr. Dadang hal tersebut juga ditunjang dengan adanya bagian yang khusus menangani bimbingan karir baik bagi alumni maupun mahasiswa tingkat akhir yang tugas utamanya memberikan informasi, konsultasi maupun menyalurkan para alumni dan mahasiswa memasuki dunia kerja atau dunia wirausaha.

“Ada 2 fenomena yang menarik yakni sebuah BUMN yang sudah 3 tahun berturut-turut datang ke kami untuk mencari 1.000 orang sarjana computer dan selalu tidak terpenuhi dan juga dari salah satu instansi penegak hukum yang datang untuk menginformasikan bahwa sudah 3 tahun berturut-turur formasi ASN/PNS-nya yang bidang IT tidak memenuhi kuota sedangkan untuk bidang/jurusan/prodi lain selalu membeludak. Ini artinya kebutuhan tenaga IT sangat tinggi,” jelasnya.

ITB STIKOM Bali telah bekerja sama dengan 199 Mitra dari kalangan Pemerintah, BUMN, Industri, dan Perbankan. “Sekarang ini kita akan MoU dengan puluhan media dan juga dengan bank serta yayasan dari Ubud yang concern dengan budaya yang dikolaborasikan dengan teknologi informasi,” ujarnya.

ITB STIKOM Bali kini memiliki dua fakultas yakni Fakultas Informatika dan Komputer dengan tiga Program Studi yakni Sistem Informasi, Sistem Komputer dan Teknologi Informasi (semua S1) dan ada tambahan 2 program dua gelar yakni dengan Help University di Kuala Lumpur dan Dengan Binus University di Jakarta serta Fakultas Bisnis dan Vokasi dengan dua Program Studi yakni Bisnis Digital (S1) dan Manajamen Informatika (D3). Program Magister Komputer (S2) sedang dalam proses pengurusan ijin dari Ditjen Dikti Ristek

Ada lagi terobosan kerjasama yang dilakukan yakni Program Internship atau magang secara daring dengan Lithan EduClass Singapore yang dikaitkan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Dijelaskan program kerja sama dengan Singapura telah mulai pada tanggal 4 Oktober 2021 lalu dengan peserta sekitar 100 orang dimana para mahasiswa akan disalurkan magang pada tahun kedua sampai dengan tahun keempat dengan mendapatkan uang saku sampai dengan Rp100 juta per 3 tahun atau Rp2.750.000,00 per bulan dan biaya kuliah ditanggung oleh perusahaan tempat magang. Ada 2.000-an perusahaan berskala internasional yang berkantor di Singapura telah siap menerima magang online dari seluruh mahasiswa ITB STIKOM Bali.

Terobosan lainnya program kuliah sambil magang atau kerja ke Jepang. “Saat ini 15 orang mahasiswa kami sedang magang ke Jepang dan 5 orang lagi menunggu pemberangkatan karena visa magang yang belum dibuka. Para mahasiswa yang sedang ngantri untuk diproses penempatan ke Jepang baik untuk kuliah sambil magang/kerja mencapai 200 orang,” tambah Dadang.

Para Mahasiswa yang menjalankan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kemenristekdikbud adalah Pertukaran mahasiswa dengan STT Bandung sebanyak 30 orang, pertukaran mahasiswa dengan kampus lain yang dibiayai kementerian sebanyak masing-masing 20 orang (inbond dan outbond), Program Kampus Mengajar sebanyak 8 orang, program Studi Independent sebanyak 10 orang sedangkan program pemagangan 23 orang.

ITB STIKOM Bali juga memiliki bagian Inkubator Bisnis, Inkubator Bisnis STIKOM Bali, Unit Unggulan Membentuk Calon Technopreneur Masa Depan Bentukan Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali.

Inkubator bisnis STIKOM Bali sebagai salah satu penggerak dalam pengembangan ekosistem usaha di Bali sudah banyak berkontribusi dalam pengembangan usaha – usaha rintisan berbasis teknologi informasi. Program pendampingan yang dilaksanakan dirancang sedemikian rupa dari tahap pra-inkubasi, inkubasi, hingga pascainkubasi sehingga mampu memberikan pelayanan sesuai fase pengembangan usaha peserta. “Di akhir tahun 2021 ini, ITB STIKOM Bali kembali menjadi PTS No. 1 dari 161 PTS di Bali-Nusra berdasarkan Webometrics Rangking of World Universities,” ungkap Dadang.

Adapun jumlah mahasiswa terdaftar yang sedang belajar saat ini sekitar 6.500 orang dimana 80 % merupakan putera/i di Bali. Sedangkan sisanya berasal dari Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua bahkan dari luar negeri.

Sementara itu Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Prof. Bandem di awal sambutannya memuji tema Hari Pers yang mengangkat tentang Hutan. Dijelaskan dalam lontar disebutkan ada 3 hutan, yakni Mahawana yakni hutan yang sangat lebat dengan berbagai habitatnya. Sekarang disebut hutan lindung. Jadi ini perlu dilestarikan.
Yang kedua, Wanatapa (hutan tempat bertapa). Ini hutan yang indah dan ketiga Sriwana yakni hutan untuk bercocok tanam mencari kehidupan.

Terkait ITB STIKOM Bali, Prof. Bandem mengatakan lembaga ini telah melakukan langkah yang tepat sejak berdiri yang diawali dari sebuah yayasan yang ingin mengembangkan TI. Dan langkah tepat itu juga disampaikan pakar manajemen Hermawan Kartajaya. Kepada media, Prof. Bandem juga berharap ikut memberikan kontrol agar tetap menjadi bagian dari masyarakat. (bas)