Ramia Adnyana: Tingkatkan SDM  Perlu Banyak Kampus di Karangasem

(Baliekbis.com),
Masalah kualitas dan daya saing SDM menjadi salah satu pekerjaan rumah berat bagi Kabupaten Karangasem yang masih menyandang predikat sebagai salah satu daerah dengan jumlah warga miskin terbanyak di Bali.

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Bali, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Karangasem juga tercatat terendah di Bali, hanya 65,57 di tahun 2017, di bawah rata-rata IPM Bali yang berkisar 74,30. Indikator IPM dibangun dengan mengkombinasikan tiga komponen utama yang bisa jadi cerminan tingkat kemakmuran masyarakat yang dikaitkan dengan hasil pembangunan. Ketiga komponen itu ialah, kesehatan, pendidikan, dan pendapatan. “Kalau kita bicara IPM tidak bisa lepas dari salah satu indikatornya yakni pendidikan yang berkaitan erat dengan kualitas dan daya saing SDM di Karangasem. Jadi salah satu PR besar di Karangasem adalah meningkatkan kualitas dan daya saing SDM salah satunya dengan mendorong lulusan SMA/SMK bisa lanjut ke pendidikan tinggi,” kata pemerhati pendidikan dan tokoh masyarakat Karangasem I Made Ramia Adnyana S.E.,M.M., CHA., saat ditemui di Denpasar, Senin (30/7).

Menurut caleg DPRD Bali dapil Karangasem dari PDIP nomor urut 3 itu, akses pendidikan tinggi baik setingkat diploma maupun sarjana harus lebih didekatkan ke Karangasem. Sebab selama ini sebagian besar generasi muda Karangasem harus merantau ke Denpasar atau Badung untuk bisa melanjutkan kuliah. Kondisi ini tidak terlepas dari minimnya keberadaan lembaga pendidikan tinggi di Karangasem termasuk juga terbatasnya program studi yang ditawarkan. Di sisi lain, jika kuliah di Denpasar, biaya yang dibutuhkan tentu lebih tinggi sebab biaya akomodasi dan biaya hidup bisa membengkak.

Untuk itu, pihaknya mengapresiasi hadirnya program Kuliah Dulu Bayar Belakangan (KDBB) yang digagas kampus Diploma Satu (D-1) Alfa Prima yang mulai menerima mahasiswa baru tahun ajaran 2018/2019 ini. “Kami dukung penuh dan apresiasi program KDBB ini. Semoga ini salah satunya bisa berkontribusi meningkatkan IPM Karangasem dan juga meringankan beban orang tua maupun calon mahasiswa yang kurang mampu serta menekan pengangguran dan kemiskinan,” ujar Ramia Adnyana yang juga GM Hotel Sovereign Kuta itu. Program KDBB menjadi solusi tepat bagi generasi muda yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk bisa kuliah tanpa membayar uang kuliah terlebih dahulu. Pembayaran baru dilakukan dengan mencicil sesudah mahasiswa lulus dan bekerja.

Program ini dipandang sebagai langkah berani dan strategis mendukung penguatan SDM Karangasem apalagi pasca bencana erupsi Gunung Agung yang kini masih berstatus level 3 (siaga) dan masih menunjukkan aktivitas erupsi. Program ini diharapkan menjadi semacam pilot project untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Karangasem minimal di tingkat diploma. Maka, Ramia Adnyana mendorong Pemkab Karangasem untuk dapat mengajak lebih banyak kampus hadir di Karangasem serta yang terpenting juga mampu membuka program KDBB.

“Kami harapkan perguruan tinggi lain bisa lebih banyak ada di Karangasem dan Pemkab Karangasem juga harus memberikan kemudahan dan berbagai fasilitas,” kata pria yang juga Ketua Umum DPP IHGMA (Indonesian Hotel General Manager Association) itu.
Ramia melihat potensi pengembangan pariwisata Karangasem sangat besar sehingga membutuhkan SDM lokal yang mampu menjadi tuan rumah dan tenaga kerja berdaya saing tinggi di tanah kelahirannya sendiri. Jangan sampai warga Karangasem terus-menerus harus merantau ke Denpasar dan Badung untuk mencari dolar di sektor pariwisata,” ucap pria asal Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem itu. (bas)