Rakor PHDI Kecamatan Kuta, Rencanakan Gelar Diklat Pamangku dan Sangging

(Baliekbis.com),PHDI Kecamatan Kuta menggelar rapat koordinasi (Rakor) bersama pengurus dan prajuru desa adat se Kecamatan Kuta, Selasa (8/10/2019) di Kantor Camat Kuta.

Rapat dihadiri pengurus PHDI Kecamatan serta perwakilan dari enam desa adat se Kecamatan Kuta. Ketua PHDI Kecamatan Kuta, Drs. I Nyoman Sarjana,M.IKom., dalam kesempatan tersebut memaparkan baru kali ini dapat terbentuk kembali kepengurusan PHDI di tingkat kecamatan di wilayahnya, karena sejak 2004 kepengurusan PHDI Kecamatan Kuta sempat vakum.

Berbagai kendala menyebabkan tertundanya terbentuk kepengurusan PHDI di Kuta. Sehingga selama ini koordinasi PHDI Kabupaten Badung dengan wilayah kerja di bawahnya langsung dengan desa adat masing-masing.

“Sekarang dengan sudah terbentuknya PHDI Kecamatan, maka kita harapkan apa yang menjadi program kerja ataupun surat-surat edaran dari PHDI Badung yang sifatnya suatu kebijakan ataupun bhisama ditujukan ke PHDI Kecamatan terlebih dahulu, sehingga terjadi koordinasi yang baik dan pesan yang disampaikan dapat dipahami umat dengan tepat,” ujar Sarjana.

Dalam rapat muncul pertanyaan terkait pelaksanaan Panca Wali Krama yang telah lewat beberapa waktu lalu dimana saat itu ada edaran dari PHDI mengenai larangan ngaben, sehingga warga yang keluarganya meninggal ramai-ramai menitipkan jenazah di rumah sakit sambil menunggu waktu pengabenan diizinkan.

Menjawab hal itu, Sarjana mengungkapkan hal tersebut semata-mata karena kurangnya komunikasi yang baik, sehingga apa yang dimaksudkan oleh keputusan PHDI Bali tersebut dipahami berbeda di kalangan masyarakat bawah. “Karena itu, dengan terbentuknya PHDI Kecamatan Kuta ini nantinya hal-hal sejenis tidak terulang lagi dan komunikasi antara umat Hindu di Kuta dengan PHDI dapat berlangsung lebih baik,” jelas Sarjana.

Selain itu para peserta rapat juga mengusulkan, agar PHDI Kecamatan Kuta menyelenggarakan suatu peningkatan SDM pelaksana ritual, sehingga dipandang perlu mengadakan pelatihan atau diklat kepemangkuan dan sangging.

Untuk saran tersebut Nyoman Sarjana mengemukakan bahwa PHDI Kuta ke depan akan bekerja sama dengan Widya Sabha Provinsi Bali maupun Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Kecamatan Kuta, juga dengan Majelis Alit Desa Pakraman, seluruh desa adat se Kuta, serta Camat Kuta, dan pihak terkait lainnya untuk menjalankan program-program pembinaan umat.

“Tentu masukan-masukan tersebut kita akan tampung dan matangkan, sebab tidak saja pemangku dan sangging yang perlu ditingkatkan pemahaman keagamaannya, melainkan seluruh umat Hindu di Kuta,” paparnya.

Sarjana juga menambahkan dalam waktu dekat pihaknya akan melaunching dan membagikan buku Tattwa Manusa Yajna kepada masyarakat, sehingga pemahaman umat dalam beryajna semakin baik. Demikian juga sradha dan bhaktinya kian kokoh.

Rapat koordinasi tersebut juga ditandai dengan pembagian dua buah judul buku, yaitu buku Dharmatula dan buku Ngaben kepada setiap perwakilan desa adat yang hadir. Nyoman Sarjana yang saat ini tengah mengikuti Program Doktor Ilmu Agama di IHDN Denpasar ini memang menjadikan Jnana Yajna sebagai program unggulannya, yaitu program pencerahan dan pencerdasan umat yang salah satunya dengan terus berupaya melakukan pengadaan buku-buku Hindu berkualitas dan mudah dipahami.

Untuk itu pihaknya mengajak semua pihak untuk ikut beryajna menyukseskan program mulia tersebut demi kemajuan umat Hindu dalam rangka mencapai “moksartham jagadhita ya ca iti dharma”. (hms)