Rai Mantra: Potensi Besar, tak Seharusnya Buleleng Tertinggal

(Baliekbis.com), Calon Gubernur Bali Nomor Urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, menggelar kampanye di Banjar Celuk Buluh, Desa Kali Bubuk, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Selasa (24/4).

Hadir pada kesempatan tersebut Penglingsir Puri Satria Denpasar AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat, mantan Bupati Buleleng Putu Bagiada, mantan Sekda Kabupaten Buleleng Made Westra, Wakil Ketua Koalisi Rakyat Bali Ida Bagus Oka Gunastawa, anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Bali Komang Nova Sewi Putra, serta pimpinan partai politik di Kabupaten Buleleng yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Bali.

Di hadapan ratusan warga yang hadir, Rai Mantra mengatakan, dirinya sudah berkeliling di daerah Buleleng selama masa kampanye Pilgub Bali 2018. Ia mengaku bangga, karena Buleleng ternyata memiliki potensi alam yang luar biasa. Bahkan jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Bali, Buleleng disebutnya memiliki potensi wisata yang luar biasa.

Bukan itu saja, Rai Mantra menyebut, Buleleng juga memiliki sejarah panjang. Buleleng adalah salah satu kota perjuangan, sebab ada banyak pejuang yang lahir dan bertempur melawan penjajah di daerah ini. Bahkan Singaraja, juga pada awalnya ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Bali, sebelum dipindahkan ke Denpasar.

Sayangnya, demikian Rai Mantra, sejarah panjang hingga kekayaan Buleleng ini, justru belum digarap serius. Padahal jika seluruh potensi ini digenjot, Buleleng sudah berkembang pesat dibandingkan daerah lainnya di Bali.

“Tidak seharusnya Buleleng ini tertinggal. Buleleng ini potensinya luar biasa. Di sini ada peninggalan sejarah, tetapi belum dimaksimalkan. Ada potensi pariwisata, tetapi belum digarap. Ada potensi ekonomi kreatif, tetapi belum disentuh. Ada pasar tradisional, tetapi belum dioptimalkan,” ujar Rai Mantra.

Karena itu, jika dipercaya memimpin Buleleng lima tahun ke depan, Rai Mantra berjanji akan memberikan sentuhan bagi seluruh potensi yang ada di Buleleng. “Kalau dibilang kekurangan uang untuk membangun, saya katakan, uang bukan segala – galanya. Kita perlu uang, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana niat dan konsep yang ditawarkan oleh pemimpin. Denpasar juga bukan daerah kaya, tetapi dengan niat dan konsep yang baik, kami mampu membawa Denpasar seperti saat ini,” ucapnya.

Karena itu, dengan program – program yang dikemas dalam Nawacandra, Rai Mantra menawarkan kepada masyakarat Buleleng masa depan yang lebih baik. Di antaranya, jika dipercaya memimpin Bali lima tahun ke depan, Rai Mantra akan menggenjot ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif. Salah satu caranya, adalah dengan mempermudah izin bagi UKM di pedesaan.

“Izin sampai di kecamatan saja. Kami sudah lakukan itu di Kota Denpasar. Selama dua tahun terakhir, sudah ada 275 UKM yang berkembang di Kota Denpasar. Ini terjadi, karena kami permudah izin usahanya, dan kita buat secara online. Kita juga bekerja sama dengan BPD untuk permodalan. Jadi mereka yang sudah memiliki izin, bisa meminjam modal Rp 1 juta hingga Rp 500 juta,” beber Rai Mantra.

Menurut dia, hanya dengan permudah izin dan permodalan, masyarakat akan cepat sejahtera. “Kalau orang mau sejahtera, jangan dibuat susah. Beri mereka akses, permudah izinnya, dan beri mereka modal tanpa agunan,” tandasnya.

Ia pun berjanji, akan mengadopsi sistem yang saat ini sudah berhasil dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan ini di seluruh Bali kelak. Pada kesempatan tersebut, Rai Mantra juga kecewa, karena keberadaan Bandara Letkol Wisnu justru disalip oleh Banyuwangi, karena di sana sekolah penerbangan di Banyuwangi berstatus negeri.

“Kenapa tidak kita ambil? Sekolah perikanan juga disalip tetangga sebelah. Padahal potensi Buleleng luar biasa. Tetapi terlambat diambil. Buleleng ke depan harus jengah. Kita harus cepat tangkap peluang, karena potensi kita besar,” pungkas Rai Mantra. (nwm)