Rai Mantra: Pariwisata Harus Memperkuat Budaya Bali

(Baliekbis.com), Harus diakui ekonomi Bali selama ini dominan bergantung pada sektor pariwisata. Namun pariwisata Bali sangat ditentukan oleh budaya Bali. “Untuk itu kehadiran pariwisata bukan hanya sebatas mempertahankan budaya tapi juga harus mengembangkan dan memperkuat budaya itu sendiri,” ujar calon Gubernur Bali IB Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Calon Wakil Gubernur Ketut Sudikerta saat hadir dalam diskusi yang digelar GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) Bali, Minggu (3/6) di Kantor BTB Bali, Renon.
Diskusi yang dihadiri Tim Pemenangan Mantra-Kerta juga tampak Ketua KRB Bali yang juga anggota DPR RI AAB Adhi Mahendra Putra dan Anggota DPR RI Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. Diskusi mengangkat tema “Bali Now!: Tourism, The Next Five Years” dipandu pakar marketing Hermawan Kartajaya. Dalam paparannya di hadapan para pelaku pariwisata Bali yang tergabung dalam GIPI Bali, Rai Mantra menyatakan pentingnya pemahaman pariwisata sebelum berbicara soal kualitas pariwisata.
Menurutnya perlu ada evaluasi sudah seberapa jauh pelaku pariwisata telah melakukan aktivitas kebudayaan dan kepariwisataan. Karena tidak bisa dipungkiri jika budaya Bali secara signifikan memberikan peningkatan pada pariwisata. “Jadi bukan hanya sekadar untuk memelihara tapi bagaimana menguatkan dan mengembangkan budaya itu,” jelasnya. Rai Mantra mengatakan saat ini Pemerintah Provinsi Bali telah memiliki Rencana Induk Pariwisata (RIP) Bali. Ke depan juga perlu dibarengi dengan adanya Rencana Induk Kebudayaan (RIK). Pasalnya pariwisata tidak bisa terlepas dari akar budaya Bali. “Bisa dikatakan korelasi keduanya tidak bisa dipisahkan, pasalnya RIP tidak bisa dipisahkan dengan RIK, dan RIK menjadi rujukan dalam membangun pariwisata Bali,” tandasnya.

Rai Mantra mengajak kalangan pariwisata yang tergabung dalam GIPI ke depan bisa bersama pemerintah provinsi untuk memajukan pariwisata.
“Dan mari kita bicara bagaimana GIPI ke depan, bukan yang lalu,” ujar putra mantan Gubernur IB Mantra itu yang disambut tepuk tangan peserta yang hadir sembari menambahkan GIPI bisa saja menggandeng kalangan akademisi, cendekiawan, stakeholder, konsultan, serta komunitas lainnya untuk memajukan pariwisata yang berkualitas. “Kita harus mencontoh organisasi-organisasi yang ada. Bagaimana ASEAN atau Malaysia yang bisa mengkreat organisasi profesinya bergandengan dengan pemerintah, akademisinya,” imbuhnya. Apa yang disampaikan Rai Mantra bukan tanpa sebab, menurutnya aktivitas kegiatan ini bukan hanya aktivitas bisnis saja, tapi juga bagaimana melakukan evaluasi. Tujuannya agar pelaku pariwisata mengetahui dimana sebenarnya posisi pariwisata Bali. “Dengan demikian kita akan mampu melakukan revitalisasi, penguatan, maupun pengembangannya ke depan. Langkah kami yang pertama, akan mensupport GIPI dalam berkolaborasi dengan komponen-komponen yang ada,” katanya.(bas)