Proyek JBC Jamin Listrik di Bali Hingga 2027

(Baliekbis.com). Proyek JBC (Jawa Bali Crossing) senilai 400 juta dolar yang direncanakan PLN adalah untuk menjamin kelangsungan pasokan listrik di Bali hingga 2027 mendatang. JBC juga akan menjaga keandalan, memberikan akses listrik bagi masyarakat yang belum teraliri serta mengupayakan harga listrik terjangkau oleh masyarakat.

Menurut Pengamat Energi, Executive Director IESR  Fabby Tumiwa saat media briefing, Selasa (23/1) di Renon, ketersediaan listrik bagi Bali sangat penting mengingat posisi Bali yang sangat terkenal di belahan dunia. “Jika Bali sampai terjadi black-out tentu akan menjadi pembicaraan yang tidak mengenakan, apalagi Bali sebagai daerah tujuan wisata,” ujarnya. Untuk menjaga ketersediaan sekaligus keandalan listrik maka salah satu solusi termurah adalah memasok listrik dari Paiton yang harganya lebih murah ke Bali.

Menurut Tumiwa, proyek JBC yang lebih dikenal sebagai proyek 500 kv Jawa-Bali Power Transmission Crossing ini mesti dibangun agar penambahan listrik di Bali bisa terpenuhi ke depannya. Proyek ini jadi pilihan karena dianggap lebih murah dibandingkan cara lainnya. Menurutnyateknologi crossing bukan hal yang baru bahkan sudah ada sejak tahun enam puluhan.

Sementara General Manajer PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali I, Djarot Hutabri EBS dalam diskusi tersebut mengatakan pembangunan JBC ini akan memberi dampak positif bagi pengembangan ekonomi masyarakat. Dengan ketersediaan listrik yang mencukupi maka akan tumbuh usaha-usaha di masyarakat.

Dijelaskan dari segi konstruksi pembangunan JBC senilai 400 juta dolar itu sebenarnya aman sehingga didanai pihak asing yakni ASEAN Development Bank (ADB) dan investor Jerman. Diakui memang bisa saja dikembangkan kelistrikan melalui tenaga surya seperti yang dilakukan Hawaii atau negara lainnya. Namun memerlukan lahan yang luas serta kemampuannya terbatas yakni siang hari. Terkait adanya penolakan sejumlah elemen terhadap rencana JBC yang akan memasok listrik 500 kv dari Jawa, menurutnya hal itu perlu dicarikan solusi agar proyek ini bisa jalan. “Kalau memang masalah jarak dan ketinggian tower yang mencapai 350 meter ini bisa dikaji lagi,” ujarnya. Hal senada disampaikan GM PLN Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa yang mengatakan ketersediaan listrik bagi Bali sangat penting ke depannya. “Kalau tidak ada pasokan, tahun 2020 kita bisa krisis litrik,” tegasnya. Apalagi pertumbuhan pelanggan PLN cukup tinggi. Rata-rata pertumbuhan dalam beberapa tahun belakangan mencapai 8 persen setahunnya. (bas)