Program Nawacandra Mantra-Kerta Menggema di Kintamani

(Baliekbis.com), Setelah melakukan simakrama di Wantilan Ulundanu, Desa Songan, Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 2, I Ketut Sudikerta langsung bergerak ke Balai Banjar Sanda, Desa Satra, Kecamatan Kintamani, Bangli, Rabu (23/5). Rombongan yang menyertai Sudikerta terdiri dari para tim Koalisi Rakyat Bali (KRB) dari Provinsi Bali, KRB dari Kabupaten Bangli dan para relawan Mantra-Kerta lainnya. Di Desa Satra, politisi asal Kuta Selatan itu disambut dengan sangat meriah. Massa yang hadir sekitar 500 orang. Mereka berasal dari para petani, pengusaha kecil, peternak dan sebagainya. Tampak juga para tokoh bendesa dan kelian adat dari Kintamani Barat.

Pada kesempatan tersebut, Sudikerta memberikan penjelasan secara lengkap soal Program Nawacandra. Sudikerta mengatakan, Nawacandra itu artinya 9 bulan dari kata nawa yang artinya 9, dan candra yang artinya bulan. Secara harafiah, Nawacandra itu artinya 9 bulan. Namun secara filosofinya, 9 itu berarti 9 kabupaten dan kota di Bali, yang harus diterangi oleh bulan. Bulan harus menerangi semua orang, semua kabupaten tanpa memandang apakah orang itu kaya atau miskin, sakit atau sehat dan seterusnya. Sinar bulan itu menyejukkan, menyegarkan. Berbeda dengan sinar matahari yang panas. “Selama ini terang bulan itu tidak menyinari semua kabupaten dan kota di Bali. Ada kabupaten dan kota yang masih gelap, yang masih remang-remang. Yang kami maksud adalah pembangunan di Bali itu memang belum merata. Masih ada banyak ketimpangan, antara utara dan selatan, timur dan barat,” ujarnya.

Program Nawacandra itu terimplementasi dalam 9 program unggulan. Dalam 9 program unggulan Nawacandra, ada 4 program pro rakyat yakni di bidang Pertanian, Pendidikan, Kesehatan, dan Yadnya. Program pro rakyat tersebut membantu dalam 4 dasar kehidupan masyarakat. “Nanti kedepannya akan dibangun SMA Bali Mandara di Bangli agar dapat pendidikan gratis di Bangli,” ujarnya. Untuk masyarakat Bangli yang sebagian besarnya petani maka akan diberika pupuk organik gratis. Petani tinggal membawa kartu tani Nawacandra. Begitu juga dengan pendidikan, kesehatan dan Yadnya.

Sudikerta juga menjelaskan bagaimana tentang bantuan dana untuk desa pekraman. Sudah terbukti dari tahun ke tahun terus meningkat. Nantinya bantuan tersebutlah yang akan menbantu masyarakat dalam melaksanakan Ngaben Nyekah Massal di setiap desa pekraman.

Sementara Jro Mangku Ketut Suadnya mengharapkan agar program-program yang telah dicanangkan segera terealisasi, terlebih lagi program bantuan dana untuk desa pekraman guna membantu pembangunan di desa-desa. Ia menilai program-program ini sangat realistis dan bisa dilaksanakan dengan baik. “Kami siap mendukung Mantra-Kerta. Dan kami yakin di desa kami Mantra-Kerta pasti menang,” ujarnya.(nwm)