Program KB Krama Bali Jaga Kearifan Lokal Agar Tetap Adi Luhung

(Baliekbis.com),Ketua Yayasan Jagathita Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar, Drs. Anak Agung Gede Raka, M.Si mengatakan sebagai insan pendidikan juga harus tetap bisa menjaga nilai, norma dan sejarah budaya agar tetap adi luung.

“Begitu pula dalam proses tatanan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita terdahulu terkait Keluarga Besar (KB), krama Bali boleh melahirkan lebih dari 2 anak yakni 4 anak yang diawali dari nama anak tertua Wayan kemudian dilanjutkan dengan Made, Nyoman dan paling kecil adalah Ketut,” ujarnya Jumat (28/6/2019).

Dikatakan, bisa melahirkan 4 anak yang bisa disesuaikan dengan warisan budaya nenek moyang terdahulu untuk di zaman milenial seperti sekarang ini. Paling tidak bisa tetap menjaga kearifan lokal budaya tersebut agar tidak punah ditelan zaman.

“Walau nama anak-anak yang lahir sekarang tidak lagi menggunakan nama yang dipakai orang tua zaman dulu. Jika kita tetap bisa menjaga kearifan lokal budaya Bali yang telah diwariskan maka pertumbuhan penduduk Bali akan tetap bertambah. Bukan sebaliknya penduduk Bali semakin berkurang digerus zaman,” terangnya.

Lanjut A.A Gede Raka, kebijakan yang dikelurkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster untuk terus bisa menumbuhkembangkan jumlah penduduk krama Bali lewat program KB 4 anak, patut didukung.

“Apalagi hal tersebut sudah masuk dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Bali nomor 1545 tahun 2019 tentang sosialisasi program KB krama Bali yakni melahirkan anak boleh lebih dari 2. Jika kita mampu melaksanakan program tersebut tentu jumlah penduduk Bali tidak akan berkurang. Bahkan kearifan lokal krama Bali akan tetap terjaga nantinya,” ucapnya.

Dijelaskan, pemerintah Bali dalam mensosialisasikan program KB yakni boleh melahirkan lebih dari 2 anak mestinya diimbangi dengan biaya kelahiran murah atau gratis.

“Karena krama Bali di zaman sekarang untuk bisa menanggung kebutuhan hidup ekonomi saja masih beban. Belum lagi biaya mengurus anak setelah lahir hingga usianya dewasa. Ini yang harus dicarikan solusinya agar nantinya tidak menjadi beban dalam menjalani kelangsungan hidup ke depannya,” jelasnya.(sus)