Prof. Suparta: Investasi ke Bali harus Ikut Dukung Pertanian

(Baliekbis.com), Bali perlu memiliki peraturan untuk menyerap produk petani serta investasi yang mendukung keberlangsungan pertanian. Ketua HKTI Bali Prof. Dr. Ir. Nyoman Suparta didampingi sekretaris Dr. Ir. Dewa Nyoman Sudita,MP mengatakan hal itu di sela-sela acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Pokok pokok Pikiran dalam Pembangunan Pertanian Bali ke Depan”, Jumat (4/5) di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Bali.

Menurut Prof. Suparta peran sektor pertanian dalam pembangunan Bali sangat besar. Pertanian menduduki posisi nomor dua setelah pariwisata. Dan warga yang bekerja di sektor pertanian jumlahnya juga sangat besar. Guru besar Fakultas Peternakan Unud itu juga mengatakan

Bali memiliki sawah yang luas yakni 14 persen atau 79 ribu hektar. Kalau secara keseluruhan pertanian dalam arti luas mencapai setengah lebih dari luas Bali yakni 353.491 hektar dengan luas panen 137.254 hektar. Suparta berharap ada perubahan signifikan di sektor pertanian sehingga produksi meningkat dan pendapatan petani akan naik. Untuk itu harus ada kebijakan yang memihak kepada petani.

Menurut Prof. Suparta untuk memajukan pertanian tak bisa hanya dari sisi produksinya saja yang digenjot tanpa melibatkan pelaku ekonomi lain seperti sektor pariwisata yang bisa menyerap hasil petani. Kalau pariwisata dan pelaku ekonomi lainnya bisa maksimal menyerap produk pertanian ini bukan saja akan meningkatkan pendapatan petani juga lahan pertanian akan terjaga. Dan ini juga akan membantu penyerapan tenaga kerja. Sekarang ini menurut Prof. Suparta banyak produk pertanian yang didatangkan dari luar. Padahal Bali punya produk namun kenyataannya banyak yang tidak terserap pasar. Bahkan ada produk yang tak laku seperti buah salak yang jatuh harganya saat panen raya.

“Jadi harus ada ‘paksaan’ gunakan produk lokal. Harus ada aturan yang kuat dan berpihak ke petani yakni pelaku ekonomi wajib gunakan produk pertanian lokal,” jelas Prof. Suparta. Ia juga berharap

investor yang masuk Bali juga menanamkan modalnya untuk mendukung pertanian. Seperti investasi dalam pengadaan air agar bisa membantu petani. “Juga ikut membina kelompok tani serta dalam hal agro industri yang dapat mendorong lancarnya produk pertanian seperti pengolahan buah jadi sirup,” tegasnya.

Di sisi lain Prof. Suparta mengakui menurunnya fungsi kesuburan tanah yang berdampak pada produksi. Untuk itu penggunaan pupuk organik perlu diperluas karena sangat membantu petani. Sebab bahan pupuk dari petani dan setelah jadi digunakan oleh petani. Jadi sangat efisien selain penting dalam menjaga struktur dan tekstur tanah. (bas)