Prof. Dr. Ocky Karna:  Dosen Masih Lemah Dalam Penelitian

(Baliekbis.com), Dalam penguatan riset dan pengabdian kepada masyarakat IKIP PGRI Bali menggelar seminar nasional dan rakernas asosiasi LPPM se-Indonesia dari tanggal 26-28 Juli 2017 di auditorium Redha Gunawan. Sementara untuk kegiatan seminar nasional yang dibuka h Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum. menghadirkan narasumber Direktur Riset Dan Pengabdian Masyarakat Dirjen Penguatan Riset Dan Pengembangan Masyarakat Kemenristekdikti Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa,M.Sc dan Prof. Dr. Drh. I Gusti Kade Mahardika dari Universitas Udayana (Unud), Rabu (26/7/2017).

Rektor IKIP PGRI Bali Dr. I Made Suarta,S.H., M.Hum. didampingi Ketua Yayasan Drs. I Gusti Bagus Artanegara,S.H., M.H., M.Pd. mengatakan seminar nasional ini tiada lain untuk menguatkan kemampuan dosen di lingkungan IKIP PGRI Bali dalam penguatan riset dan pengabdian kepada masyarakat. “Selain itu, mengajak para dosen agar mampu melakukan penelitan terkait jurnal terakreditasi dengan tujuan agar bisa merebut dana hibah penelitian. Sebab di IKIP PGRI Bali baru bisa tembus tujuh dosen,” terangnya. Disisi lain,  Direktur Riset Dan Pengabdian Masyarakat Dirjen Penguatan Riset Dan Pengembangan Masyarakat Kemenristekdikti Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa,M.Sc. terkait kinerja dosen dalam pengutan riset dan pengabdian kepada masyarakat mengatakan kinerja dosen di Indonesia waktunya dihabiskan untuk mengajar saja. “Padahal waktu yang banyak tersisa juga bisa dipakai untuk melakukan penelitian,” ujarnya

Terkait hali ini kini dirasakan sedikit ada perubahan paradigma dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat. “Jumlah Perguruan Tinggi yang masuk dalam cluster mandiri 25 dari 3.245 pPerguruan tinggi yang ada, dan sebagian besar berada pada cluster binaan,” ucapanya. Dijelasakan, minimnya SDM para dosen dalam melakukan penelitian masih dirasakan cukup signifikan. Perlu dilakukan penguatan kapasitas melalui pelatihan bedah proposal, pelatihan publiksi internasional serta pelatihan mendraf paten. Pelatihan ini tentu ada tujuanya yakni untuk meningkatkan hasil penelitian. Contohnya dalam abdi masyarakat (abdimas) juga perlu upaya meningkatkan produktivitas pendidikan tinggi. Kini skema abdimas ada 4, dan untuk tahun depan disiapkan anggaran Rp 200 miliar dari penutupan pengunggahan proposal per 6 Juli 2017. “Saat ini jumlah proposal abdimas berjumlah hampir 13 ribu yang masuk dan sudah diseleksi. Kemungkinan yang akan didanai hanya sekitar 3 ribuan,” imbuhnya. Ditambahkan, saat ini juga sudah diterapkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 106 tentang Anggaran Riset Berbasis Output. Kalau dulu peneliti menghabiskan waktu untuk membuat pertanggungjawaban keuangan penelitian. Mulai tahun ini beban pertanggungjawaban keuangan tidak akan diminta lagi asalkan dana tersebut diperuntukkan untuk penelitian.”Ke depannya kuantitas penelitian harus ditambah, dan kemampuan dosen peneliti wajib ditingkatkan,” tambahnya. (sus)