Potong Tumpeng dan Webinar Warnai Puncak HUT ke-2 NCPI Bali, Sandiaga Uno Beri Ucapan Selamat

(Baliekbis.com), Meski dalam situasi pandemi Covid-19, puncak HUT ke-2 NCPI (Nawa Cita Pariwisata Indonesia) Bali tetap berlangsung cukup meriah diisi dengan webinar dan potong tumpeng. Bahkan dalam acara yang berlangsung secara virtual itu Menparekraf RI Sandiaga Uno berkesempatan hadir memberikan ucapan selamat. Hal serupa juga disampaikan Kadisparda Bali Putu Astawa.

Potong tumpeng usai webinar dilakukan langsung Ketua NCPI Bali Agus Maha Usadha. Sementara webinar yang mengangkat tema “Peduli Berbagi untuk Sesama Menyongsong Pariwisata Masa Depan” menghadirkan narasumber Dr. AA Ary Dwipayana yang juga Koordinator Staf Ahli Presiden, seniman patung Nyoman Nuarta dan dosen pariwisata Dr. Sunarta,MSi. dipandu Nyoman Baskara. Hadir di acara ulang tahun Tim NCPI Bali Ketut Ngastawa, Adi Permana, Febe Lie Indah Rahayu dan pelaku ekonomi Nyoman Sender.

Serangkaian HUT sebelumnya juga diserahkan bantuan sembako dan barang kebutuhan lainnya kepada dua panti asuhan di Tabanan, Rumah Singgah Bali Hati Denpasar serta bantuan kepada Veteran Pejuang. “Kita juga akan menyerahkan bantuan kepada warga yang membutuhkan ke Karangasem,” jelas Penasihat NCPI Bali Ketut Ngastawa.

Nyoman Nuarta

Ketua NCPI Bali Agus Maha Usadha pada HUT ke-2 yang digelar secara virtual tersebut mengatakan pentingnya strategi menyiasati kondisi ekonomi yang sulit saat ini. “Kita selain berbagi membantu yang membutuhkan, juga penting ada upaya bagaimana program NCPI bisa berjalan yang sudah tentu disesuaikan dengan kondisi saat ini. “Bagaimana upaya kita bersama agar Bali bisa bangkit ke kembali,” tegasnya.

Sementara itu seniman yang juga Dewan Penasihat NCPI Bali Nyoman Nuarta memaparkan kondisi yang terjadi saat ini sebagai sesuatu yang tak pernah terbayangkan. Namun hendaknya ini bisa jadi pelajaran ke depannya.

Ary Dwipayana

“Perlu diambil hikmah dari bencana-bencana yang menimpa pariwisata. Pariwisata sesungguhnya masih disubsidi oleh budaya. Jadi mestinya perlu ada dana konservasi untuk budaya,” jelasnya. Ia juga menambahkan Bali perlu melakukan terobosan dengan manfaatkan potensi di luar pariwisata seperti pertanian dengan menerapkan teknologi.

Dr. Ary Dwipayana di awal paparannya mengatakan pentingnya soliditas dan solidaritas. Krisis ini memunculkan siatuasi ketidakpastian dan tak jelas kapan berakhir. “Tapi bagaimana kita bisa keluar dari kondisi (ekonomi) terpuruk ini. Kita perlu mengatur stamina. Harus ada strategi yang scientific, tidak bisa dengan perasaan. Apalagi kondisi masing-masing daerah tidak sama. Perlu kombinasi antara rem dan gas. Kita harus bisa menggeser pandemi ini ke endemi,” jelas tokoh asal Ubud ini.(bas)