Potensi Besar, Ketua P3I Bali Nengah Tamba Dorong Anak Muda Garap Periklanan Digital

(Baliekbis.com),Ketua Pengda Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P31) Provinsi Bali I Nengah Tamba mendorong anggotanya untuk menggarap peluang periklanan digital yang tengah berkembang pesat saat ini.

“Peluang iklan digital ini sangat besar. Generasi muda, pelaku ekonomi kreatif Bali agar mampu menjadi pemain di daerahnya sendiri, bukan sebaliknya menjadi penonton. Kita dorong anak muda, pengusaha lokal menggarap peluang bisnis periklanan digital ini. Pengusaha luar datang hanya berbekal laptop bisa hasilkan miliaran rupiah di Bali. Masak kita tidak bisa,” kata Anggota DPRD Bali periode 2009-2014 dan 2014-2019 ini di sela-sela acara Future Local Advertising Workshop (FLOW) di Hotel Neo Denpasar, Jumat (29/7/2019) siang.

Acara yang diselenggarakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ini diikuti para pengusaha periklanan, praktisi digital branding, pelaku ekonomi kreatif, hingga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.

Workshop selama dua hari ini menghadirkan narasumber berpengalaman dan ahli di bidangnya. Seperti Sekjen P3I Hery Margono yang juga Direktur Utama Kharisma Advertising dan Bidang Pengembangan Kurikulum P3I M. Hafidullah yang juga Co-Founder RWE Digital Agency. Juga hadir CEO RWE Digital Agency David Rianto, Group Digital Director Grace Amelia dan Heri Ardin, Founder of Socialselling.id.

“Periklanan digital ini berkembang pesat dan peluangnya sangat besar. Kami dorong di Bali lahir pelaku periklanan digital yang profesional dan kreatif. Salah satunya lewat workshop FLOW Bekraf ini,” ujar Tamba.

Berdasarkan data BPS 2016, subsektor periklanan menyumbang sekitar 0,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif nasional. Di subsektor ini terdapat 3.055 jumlah usaha dengan persebaran terbanyak di DKI Jakarta yakni 1.292 jumlah usaha.

Selain DKI Jakarta, pesebaran subsektor ini juga meliputi wilayah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Walaupun mayoritas pertumbuhan masih berfokus di Pulau Jawa, subsektor periklanan di wilayah luar Jawa tetap tumbuh dan berkembang.

Menurut politisi asal Jembrana yang belakangan namanya banyak disebut-sebut sebagai calon kuat Bupati Jrmbrana ini,
kekuatan branding dan periklanan digital sangat besar. Produk tanpa dipasarkan dan dibranding secara digital tidak akan sampai ke masyarakat luas.

“Sekarang tergantung pelaku periklanan, pemilik produk. Apakah mau kreatif atau tidak. Terlebih pangsa pasar digital sangat besar khususnya juga di dunia pariwisata di Bali,” imbuh Tamba, mantan anggota DPRD Bali dua periode ini.

Namun ia mengakui belum semua pengusaha periklanan khususnya anggota P3I Bali masuk ke ranah digital dan sukses meningkatkan skala bisnis di media digital ini. “P3I belum sepenuhnya mengarah ke digital, masih sebagian besar di produk konvensional. Tapi kami dorong anggota P3I agar garap peluang ini,” kata Tamba.

Ketika masuk ke bisnis periklanan digital beberapa hal harus dimiliki. Seperti kekuatan infrastruktur teknologi digital, SDM di ranah teknologi digital, pemahaman bisnis digital serta minder yang tepat. “Tantangannya ada di masalah SDM, skill dan mindset bisnis digital,” pungkas Tamba.

Sementara itu pengusaha periklanan A.A. Sudiadnyana dari PT. Agung Bali mengungkapkan di era ekonomi digital ini ukuran perusahaan tidak menjadi jaminan kesuksesan perusahaan termasuk dalam urusan periklanan digital.

“Sekarang peluang berbalik. Bukan berarti perusahaan besar bisa menangkap peluang dan menang. Perusahaan kecil yang punya SDM di ranah digital dan mampu merespon perubahan pasar bisa jadi pemenang,” kata Sudiadnyana.

Di sisi lain mengiklankan atau mempromosikan produk di ranah digital juga bisa menjadi sangat murah bahkan gratis dengan berbagai platform yang ada.

Seperti di Instagram dan Facebook walaupun memang hasilnya bisa lebih optimal jika menggunakan fitur iklan yang berbayar seperti Instragram Ads dan Facebook Ads.

Sekarang siapapun juga bisa beriklan di platform digital. Namun juga tidak mudah menarik perhatian di ranah digital dan membuat konten mudah ditemukan dan menjangkau audiensi.

“Ibaratnya mencari jarum dalam jerami. Ada ribuan bahkan jutaan konten iklan di ranah digital. Bahkan membuat iklan kita menarik audiens, ini yang harus ada strategi kontennya,” imbuh Sudiadnyana.

Hal senada disampaikan Pengusaha periklanan I Gede Tejanegara dari PT Bayu Media Creative. “Media digital sebagai lahan bisnis dan mengembangkan diversifikasi bisnis,” katanya. Namun Tejanegara juga menekankan walau media periklanan digital berkembang pesat, media konvensional tidak begitu saja bisa ditinggalkan. Media luar griya seperti billboard dan signage masih diminati oleh brand.

“Di sisi lain periklanan digital ini kan sifatnya menambang data. Ini berkaitan juga dengan isu perlindungan data pribadi dan privacy. Penting agar perusahaan periklanan sadar dengan hal seperti ini,” tandasnya.

Sementara itu acara workshop dari Bekraf ini disambut antusias para peserta. Kepala Bidang Keuangan Bekraf Muchlianto mengatakan diselenggarakan kegiatan ini sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap optimalisasi bisnis periklanan nasional. “Tujuannya agar dunia periklanan di Bali, khususnya Denpasar bisa berkembang seperti daerah lain,” ucapnya.(bas)