Potensi Alam Rendah, Penyebab Kemiskinan di Buleleng

(Baliekbis.com), Rendahnya potensi yang dimiliki Kabupaten Buleleng ditengarai menjadi penyebab masih banyaknya orang miskin di kabupaten paling utara pulau Bali ini. Oleh sebab itu Gubernur Mangku Pastika yang tinggal menyisakan tidak lebih dari 10 bulan masa kepemimpinan berinisiatif untuk fokus kepada peningkatan sumber daya manusia Buleleng yang menurutnya menjadi potensi terbesar untuk memajukan Buleleng.

Pastika mengatakan berdasarkan pengamatannya setelah keliling Bali, Buleleng memiliki potensi alam yang kurang dibandingkan daerah lain. Ia mencontohkan Karangasem yang sesungguhnya memiliki galian C serta objek wisata yang cukup banyak. Dengan minimnya objek wisata dan wilayah yang tidak subur, menjadi potensial terjadi kemiskinan terus menerus, dan inilah yang menurutnya perlu dipotong melalui pendidikan. “Dengan  meningkatkan kualitas sumber daya manusianya diharapkan ke depannya bisa muncul sebagai unsur pengungkit supaya keluar dari kemiskinan,” ujarnya.

Menurutnya orang Buleleng memiliki banyak kelebihan seperti keterbukaan dan keberanian yang bisa menjadi modal untuk berkarya di luar dan kemudian kembali memajukan daerah asalnya. Gubernur yang berasal dari Desa Patemon, Seririt, Buleleng ini berinisiatif mengundang warga Buleleng yang ada di perantauan untuk bersama-sama membangun SDM Buleleng melalui Yayasan Diaspora Buleleng. Undangan perdananya dilakukan pada hari Manis Galungan, Kamis (2/11) di Aula SMA Negeri Bali Mandara, Kubutambahan, Buleleng. Pada kesempatan itu Pastika mengatakan banyaknya siswa SMAN Bali Mandara yang berasal dari Buleleng menunjukkan masih tingginya angka kemiskinan di Kabupaten sebelah utara pulau Bali ini.

Sebelumnya Kepala Sekolah SMAN Bali Mandara Nyoman Darta mengungkapkan 40 persen siswa SMAN Bali Mandara dan 60 persen siswa SMKN Bali Mandara berasal dari Buleleng. Menurut Pastika syarat utama untuk bisa diterima di SMA/SMK Bali Mandara adalah miskin bukan syarat yang lain. Oleh sebab itu meskipun sebagian lulusannya sudah diterima di perguruan tinggi bergengsi dan ikatan dinas, masih ada sebagian lain yang mengalami kesulitan menempuh pendidikan tinggi. Inilah salah satunya yang akan menjadi perhatian Yayasan Diaspora Buleleng. “Kan sayang kalau anak yang bagus setelah tamat kocar kacir lagi. Itulah sebabnya kita harus dukung. Bukan hanya yang sekolah di sini, tapi juga yang sekolah di luar,” katanya. Pertemuan ini dihadiri tokoh-tokoh masyarakat Buleleng, baik yang duduk di legislatif tingkat pusat, Provinsi maupun Kabupaten serta birokrat, pengusaha dan warga Buleleng perantauan lainnya.(dbb)