PLN Kejar “PR” 27 Ribu Pelanggan Belum Mandiri

(Baliekbis.com), Di balik sukses menjadikan seluruh rumah tangga di Bali terlistriki, PLN Distribusi Bali ternyata masih menyimpan “PR” yang harus bisa segera diselesaikan.

Pasalnya saat ini masih ada 27 ribu pelanggan yang belum memiliki listrik sendiri. “27 KK ini masih bergabung memakai listrik dengan keluarga besarnya. Ini yang akan kita upayakan agar masing-masing. bisa mandiri,” ujar GM PLN Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa di sela-sela peringatan Hari Listrik Nasional ke-73 yang berlangsung di lapangan Bajra Sandhi Renon, Sabtu (27/10). Dalam peringatan HLN yang mengusung tema “Kerja Nyata, Terangi Indonesia,”, Gubernur Bali Wayan Koster bertindak sebagai Inspektur Upacara di hadapan ratusan karyawan PLN dari seluruh Bali serta puluhan pelanggan PLN yang juga hadir.

Menurut Joni Astawa, segera 27 ribu KK ini akan diupayakan pengadaan listriknya. Apalagi fasilitas listrik di lingkungannya sudah ada. Jadi kalau untuk nyambung pasang baru bisa lebih cepat. Pihaknya juga telah melakukan terobosan untuk meringankan beban bagi calon pelanggan baru seperti adanya pemberian diskon yang cukup besar.

Di sisi lain, GM PLN Distribusi Bali ini juga menegaskan kalau rasio elektrifikasi (RE) di Bali saat ini sudah 100 persen, artinya seluruh rumah tangga telah teraliri listrik. Ini pencapaian prestasi pertama di Indonesia. Sebelumnya diakui ada 113 KK di enam kabupaten di Bali yang belum teraliri listrik selain Denpasar, Badung dan Gianyar yang RE-nya rata-rata di atas 100 persen. Karena ada satu KK punya sambungan listrik lebih dari satu.

Untuk menuntaskan 113 KK tersebut tambah Joni Astawa pihaknya mendapat dukungan dana dari karyawan dan sponsor yang menyediakan instalasi. “Akhirnya semua bisa menikmati aliran listrik, meski ada 14 KK yang karena tempat tinggalnya terpencil dan tak bisa ditembus jaringan PLN sehinga harus menggunakan minisolar sistem. “Dan pada 18 Oktober lalu seluruh rumah tersebut sudah bisa menikmati listrik,” ujarJoni Astawa.

Ditanya soal penggunaan energi baru terbarukan menurutnya ke depan akan diupayakan bisa membangun LNG untuk memproduksi gas. Hal senada juga disampaikan Gubernur Wayan Koster terkait pentingnya penggunaan energi baru terbarukan itu karena lebih ramah lingkungan dan cocok bagi Bali sebagai daerah industri pariwisata.
Gubernur yang didampingi Sekda Provinsi Dewa Putu Indra menyatakan untuk menuju ke arah itu semua pembangkit listrik yang menggunakan batubara atau sejenisnya yang mengeluarkan polusi harus segera dikonversi menggunakan gas atau energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. “Tidak terkecuali Celukan Bawang dan Pemaron harus ramah lingkungan,” tukasnya. Gubernur juga mengatakan potensi energi di TPA Suwung juga akan dikerjasamakan dengan PT Indonesia Power agar bisa menghasilkan energi. “Ini juga akan kita Perdakan dan ada Pergubnya,” tegasnya.

Di sisi lain Guberbur menyatakan kegembiraannya karena Bali menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang telah mencapai Rasio Elektrofikasi (RE) 100 persen. Artinya, tidak ada lagi masyarakat Bali yang tidak teraliri listrik. “Ini sesuatu yang luar biasa dan pantas dibanggakan,” ujar Koster. Bentuk terobosan lain untuk penggunaan energi ramah lingkungan menurut Koster seperti motor listrik yang menurutnya bukan saja hemat, sehat, murah dan ramah lingkungan. “Motor ini ringan, tak berasap dan murah lagi. Jadi cocok untuk hotel dan saya akan terapkan di SKPD,” ujar Koster setelah mencoba motor yang nyaris tanpa suara itu. (bas)