PKB ke-40, Kisah Tantri di Gong Kebyar Anak-Anak

(Baliekbis.com), Giliran duta Kabupaten Klungkung dan duta Kota Denpasar yang unjuk gigi dalam Parade Gong Kebyar Anak-Anak pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40, Kamis malam (5/7) di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, Denpasar. Duta Kabupaten Klungkung yakni Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Gentorang menampilkan fragmentari dengan lakon Panas Dalam. Fragmentari Panas Dalam mengisahkan kemarahan seekor monyet kepada Kedis Sangsiah yang berujung dengan perusakan sarang oleh monyet.

Kisah ini mengajak penonton untuk tidak mengambil tindakan berdasar amarah belaka. Selain fragmentari, kelompok itu juga menampilkan tabuh dan tarian yang amat memukau. “Kami menampilkan Tabuh Kreasi Pepanggulan Api Caru, rerjangan Surya Namaskar, dan tari Legong Kuntul,” tutur I Wayan Soma Baskara, Koordinator Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Gentorang.

Bagi Baskara, mengurus kelangsungan kesenian adalah guna mempertanggung jawabkan ilmu yang didapatkan dalam perguruan tinggi. Bila berbicara alasan mendasar dalam berkesenian. Lain lagi pendapat Koordinator Sekaa Gong Anak-anak Gurnita Raray selaku duta Kota Denpasar I Wayan Murta. Berkesenian awalnya cuma hobi. Lama-lama jadi keterusan, ucap Murta sembari menunjukkan senyum tipisnya. Hal itu pula yang menjadikan dirinya menggarap penampilan Duta Kota Denpasar dengan sepenuh hati.

“Kami menampilkan Tabuh Kreasi Pepanggulan Kumara Jaya, Tari Rerejangan Rejang Pratista, Legong Lasem, dan Fragmentari Nyanggem Sadhu,” tutur I Wayan Murta. Frangmentari Nyanggem Sadhu mengisahkan sepasang kura-kura yang hendak berpindah dari tempat tinggalnya, Kundawati. Dikisahkan seekor angsa mau membantunya asalkan menjalankan syarat yang diberikan. Kura-kura pun menyanggupinya. Hanya saja di tengah perjalanan, tipu muslihat dua ekor anjing membawa kura-kura pada ajalnya. Telah lama berkecimpung dalam seni membuat Murta berharap agar seniman dapat lebih diperhatikan.

Juara Lomba Film Dokumenter

Pemutaran film dokumenter, Kamis malam (5/7) di ruang sinema mini 21 menampilkan beberapa peserta antara lain Api Diantara Dua Jiwa, Damar Dalam Perkawinan Mebase Tegeh di Pedawa, Rita, Nafas Api dan Demokrasi Desaku. Adapun pemenang lomba film dalam rangka PKB ke-40 yakni juara pertama Sang Hyang Jaran Teja Darmaning Kauripan. Adapun berturut-turut sebagai juara kedua (Api Takep Penyomia Bhuta Kala), juara ketiga (Api Diantara Dua Jiwa) dan juara harapan pertama (Taksu Pura Taman Pule Inspirasi Kehidupan Seni).

Pada kesempatan itu dewan juri memberi catatan bahwa film yang masuk memang semua bagus. Bahkan ada yang sangat bagus tetapi tidak semua tema. Tetapi banyak film yang mengalami kekacauan. Kekacauan itu dari segi angle, komposisi. Sementara untuk tata suara semua hancur. Ini perlu saya sampaikan untuk evaluasi ke depannya, tutur juri LOmba Film Dokumenter PKB ke-40. (gfb)