Pilgub Bali, Masyarakat Harus Cerdas Pilih Pemimpin

(Baliekbis.com), Pesan politik disampaikan Pekak Edy agar di tahun politik ini dapat dipergunakan dengan baik dalam memilih pemimpin daerah di Piligub Bali 2018. “Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang tidak terjerumus dalam money politics atau politik ikut-ikutan,” ujarnya saat berbicara dalam Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Lapangan Renon, Minggu (28/01).

Untuk itu ia berharap agar nuansa politik yang akan dinikmati masyarakat nanti dapat berlangsung dengan bersih dan hikmat tanpa ada saling sikut antar sesama. Sementara di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini telah membawa dampak langsung bagi para petani khususnya petani padi. Hal tersebut dapat dilihat dari kenaikan harga beras di pasaran  yang terjadi beberapa waktu. Namun, untuk mengantisipasi hal tersebut masyarakat tidak perlu khawatir karena ketersediaan beras di Bali masih cukup aman.

Jika diliat dari luas sawah di Bali saat ini 79.526 hektar, dari luas tersebut memiliki luas tanam sebanyak 141.219 hektar, sedangkan luas panen sebanyak 14.703 hektar. Untuk 1 hektar sawah menghasilkan padi sebanyak 58,8 kwintal atau setara dengan 5,8 ton/hektar. Dari luas panen tersebut menghasilkan gabah kering sebanyak 82.736 ton. Kebutuhan konsumsi beras di Bali untuk jumlah penduduk 4,2 juta jiwa ditambah dengan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara mencapai 43.838 ton. Jadi, jika data produksi dikurangi data konsumsi maka masih ada surplus sebesar 26.164 ton sampai akhir desember 2017.

Sedangkan pada bulan Maret, April dan Mei 2018 ini Bali akan memasuki masa panen raya. “Untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan maupun pasokan beras yang ada di Bali,” jelas Wayan Mardiana dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali. Murdiana menambahkan terkait Peraturan Menteri Perdagangan No.57 Tahun 2017, dimana harga eceran tertinggi beras kelas medium untuk kluster Bali dan NTB yaitu Rp 9.540 dan harga beras premium Rp 12.800. Sedangkan yang beredar di masyarakat, beras dibedakan menjadi tiga jenis yaitu beras medium yang dikeluarkan oleh Bulog dengan harga Rp 9.350, beras premium yang harganya sesuai dengan patokan dari Peraturan Menteri dan Beras Curah Lokal yang saat ini mengalami kenaikan dengan harga jual Rp 10.000-11.000.

Kenaikan beras curah lokal ini dikarenakan oleh harga padi yang dijual oleh petani kepada penggiling Rp 5.000, sedangkan dengan keadaan cuaca saat ini maka para penggiling padi yang sebagian besar tidak memiliki dryer, susah untuk mengeringkan padinya. Dari proses tersebutlah, agar para penggiling padi juga mendapatkan untung maka beras dijual dengan harga Rp10.000-11.000 dan harga tersebut masih dalam batas wajar. Ia berharap pada Maret dimana Bali memasuki panen raya, maka harga beras bisa kembali stabil.

Di sisi lain Komisioner Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Komisi Penyelenggara dan Perlindungan Anak Daerah Provinsi Bali (KPPAD) Kadek Ariasa menekankan kepada masyarakat bahwa di tengah isu-isu kekerasan terhadap anak, pelecehan pada perempuan terutama di bawah umur serta isu-isu lainnya maka yang bertanggung jawab untuk itu adalah seluruh lapisan dan komponen masyarakat. Untuk itu, ia mengingatkan bahwa peran orangtua, guru, lembaga pendidikan serta komponen lainnya penting menanamkan karakter budi pekerti terhadap anak sejak usia dini.

Karena hal tersebut merupakan modal awal bagi anak-anak untuk terjun dalam kehidupan masyarakat yang cenderung bebas. Sehingga hal-hal negatif yang ada di sekitarnya, maka anak sendiripun akan mengetahui dan sadar bagaimana cara bertindak dengan baik untuk melindungi diri mereka sendiri. Sehingga kasus-kasus pelecehan, kekerasan serta lainnya dapat ditekan sedemikian rupa. PB3AS juga dimeriahkan dengan aksi kreativitas dari siswa-siswi SMK Farmasi Bintang Persada Denpasar dengan berbagai atraksi yang cukup menarik masyarakat yang sedang berolahraga di lapangan Renon. (sus)