Dari Peter Schaller hingga Jafri Sastra, 10 Pelatih Korban Ganasnya Liga 1

(Baliekbis.com), Barangkali ini jadi rekor dunia, dimana 10 pelatih menjadi korban keganasan Liga 1 Indonesia 2017. Padahal Liga 1 baru menyelesaikan separuh musim yang ditutup kemenangan Bali United atas tuan rumah Persegres Gresik pada pekan ke-17, di Stadion Surajaya Lamongan, Senin (31/07/2017).

Hans Peter Schaller, pelatih kepala Bali United menjadi korban pertama. Bahkan terbilang super cepat, karena Serdadu Tridatu baru melakoni dua laga. Manajer Bali United tampak kesal dengan pelatih asal Austria itu, mengingat tim besutannya dalam dua laga pembuka keok. Pertama saat dijamu Madura United, Bali Unted kalah 0-2. Lanjut di kandang sendiri, Fadil Sausu dan kawan-kawan dipermalukan Persipura Jayapura. CEO Bali United Yabes Tanuri, lanjut menunjuk sang asisten Eko Purjianto. Yabes mengungkapkan untuk sementara, posisi pelatih kepala dipercayakan kepada Eko sambil mencari pelatih kepala. Kemudian Bali United mendatangkan eks pelatih kepala Sriwijaya FC Palembang, Widodo C. Putro yang lagi ‘nganggur’ untuk mengisi pelatih kepala, sementara Eko kembali sebagai asistennya bersama Made Pasek Wijaya.

Kemudian, korban kedua adalah Laurent Hatton. Pelatih PS. TNI itu harus meninggalkan kursi kepelatihannya setelah manajemen memutuskan untuk memilih Ivan Venkow Kolev yang dinilai lebih paham dengan cara bermain sepak bola Indonesia. Disusul beberapa saat kemudian Timo Scheunemann, pelatih Persiba Balikpapan. Berbeda dengan Hatton, Timo lebih memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pelatih kepala. Mundurnya Timo ini hanya berselang beberapa jam dari Laurent yang didepak dari PS. TNI.

Giliran Liestiadi Sinaga, sebagai pelatih keempat yang mengundurkan diri usai Persipura Jayapura mengalami dua kekalahan beruntun di pentas Liga 1 2017. Sang pelatih memutuskan mundur setelah tim asuhannya dipermalukan PSM dengan skor telak 1-5, diikuti kekakalahan berikutnya 0-2 di kaki Madura United.

Pelatih kepala Perseru Serui, Yusak Sutanto Perseru Serui menjadi pelatih kelima meninggalkan kursi panas pelatih. Yusak mundur beberapa saat setelah timnya dibekuk Bali United. Manajemen Perseru kemudian menujuk  Agus Yuwono ditunjuk sebagai penggantinya. Yusak kemudian disusul Pelatih Sriwijaya FC Oswaldo Lessa Filho didesak mundur menyusul kekalahan beruntun dalam dua laga terakhir.

Yang ketujuh, Pelatih Borneo FC Dragon Djukanovi yang dilepas manajemen klub itu dari kursi pelatih dan digantikan Ricky Nelson saat pekan ke-13 Liga 1. Lantas, Pelatih kepala Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman  (Djanur) mundur dari kursi kepelatihan setelah Persib Bandung menelan kekalahan dengan skor akhir 1-2 saat laga tandang ke markas Mitra Kukar. Nama kesembilan adalah Aji Santoso. Pelatih kepala Arema Fc ini mengundurkan diri dari jabatannya  setelah gagal memenangkan pertandingan terakhir tim berjuluk Singo Edan kala melawan Pusamania Borneo FF yang berkesudahan imbang tanpa gol. Yang terbaru atau ke-10 adalah Pelatih Mitra Kukar Jafri Sastra, bahkan dinilai sangat mengejutkan. Sebab tiba-tiba saja, Jafri menyatakan mundur sebagai pelatih tim asal Samarinda tersebut, padahal prestasi Mitra Kukar tidak jelek-jelek amat.

Hanya, hasil dari pemecatan yang dilakukan manajemen klub-klub tersebut, tak semuanya berjalan mulus. Seperti Perseru Serui, mereka malah tetap terbenam berada di zone merah. Pun Persib Bandung, pasca ditinggal Djanur malah keok di kaki tim kandang Perseru. Termasuk Borneo FC, juga belum bisa beranjak dari papan bawah. Di sisi lain, memang ada perubahan signifikan dari efek pemecatan itu. Seperti Bali United setelah ditangani Widodo C. Putro,  yang kini makin solid bahkan kini finish di urutan ke-2 klasemen sementara paruh musim (pekan ke-17).

Kini masih ada 17 laga sisa pada putaran kedua sampai penentuan juara Liga 1 musim ini. Lantas, siapakah pelatih  yang akan jadi korban selanjutnya. Sangat menarik ditunggu, bahkan sangat memungkinkan terjadi. (ibg)