Pertumbuhan Ekonomi Membaik, Bisnis Properti Menjanjikan

(Baliekbis.com), Bisnis properti ke depan masih menjanjikan menyusul membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional saat ini yang di atas 5 persen. Bahkan pertumbuhan ekonomi Bali melebihi 6 persen. “Ini salah satu indikator bisnis bisa bertumbuh termasuk properti yang memang sangat dibutuhkan masyarakat. Sebab saat ini masih banyak warga yang belum memiliki rumah terutama rumah dengan harga di bawah Rp 500 juta,” ujar Pemimpin Consumer Banking BNI Bali Victor L. Saragih didampingi Manager Card & Merchant Business Depasar I Gede Arya Lesmana Surya di Denpasar, Selasa (28/11). Dijelaskan Victor memang harga tanah di Bali khususnya Denpasar dan sekitarnya terbilang mahal. Ini menjadi salah satu kendala pengembangan bisnis perumahan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Namun dengan adanya berbagai kemudahan dan regulasi dari pemerintah seperti subsisdi bunga bagi tipe rumah tertentu maka kegiatan usaha perumahan bisa terus berjalan. “Kami di BNI sampai Oktober ini sudah menyalurkan kredit untuk properti Rp 3,1 triliun dari target sampai akhir tahun Rp 3,2 triliun. Dengan sisa waktu, kekurangan lagi Rp 100 juta optimis bisa dicapai,” tegasnya seraya menambahkan kredit properti yang disalurkan tahun lalu mencapi Rp 2,8 triliun.

Victor L. Saragih

Pihaknya juga optimis pengembangan usaha properti bisa tetap bertumbuh dengan baik khususnya untuk konsumen menengah ke bawah. “Konsumen menengah ke bawah ini paling besar jumlahnya dan juga terbanyak belum memiliki rumah. Jadi ini merupakan pangsa pasar yang sangat menjanjikan asal bisa dikelola dengan tepat,” jelasnya. Terkait tingginya harga tanah yang bisa menjadi kendala, menurut Victor hal itu bisa diatasi dengan strategi serta dukungan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. “Kita di BNI siap mendukung dengan pembiayaan,” jelasnya. Untuk mempercepat pertumbuhan usaha properti, BNI tambahnya juga melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang pembayaran gajinya melalui BNI, developer serta agen properti termasuk REI (Real Estat Indonesia) Bali. “Kita ada Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan REI untuk mendukung pengembangan perumahan yang dilakukan anggota REI sesuai PKS,” jelasnya. Menurut Victor bisnis property memberikan multiflier effect yang sangat luas karena melibatkan banyak tenaga kerja serta pengunaan bahan bangunan. Dengan dukungan regulasi pemerintah, ia optmis pertumbuhan sektor ini akan lebih cepat. Mantan Ketua REI Bali I Gusti Made Aryawan beberapa waktu lalu mengatakan untuk mengatasi mahalnya harga tanah untuk pembangunan rumah tapak selain subsidi bunga juga pihaknya melakukan pengembangan di luar Denpasar yang harga tanahnya masih terjangkau. Namun dia tak menampik ke depan bisa dikembangkan semacam rumah susun (apartemen) di kawasan-kawasan tertentu untuk mengantisipasi mahalnya harga lahan, sepanjang tetap bisa menjaga muatan lokal, terjaganya tata ruang  dan kawasan tak menjadi kumuh. (bas)