Pertemuan WPFSD, Supadma Rudana,MBA: Kearifan Lokal Bali Menarik Perhatian Parlemen Dunia

(Baliekbis.com),Anggota Komisi X DPR RI Putu Supadma Rudana,MBA mengatakan digelarnya forum parlemen dunia “The 3rd World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) di Bali karena Bali telah memberikan inspirasi kepada dunia dalam semangatnya mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

“Bali memiliki 3 kearifan lokal, yakni Tri Hita Karana, Subak dan Hari Raya Nyepi yang telah menjadi daya tarik dunia,” ujar Supadma Rudana yang juga Wasekjen Partai Demokrat, Kamis (5/9/2019) di sela-sela pertemuan The 3rd World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) yang berlangsung di Hotel Patra Tuban.

Dikatakan Bali sudah semakin baik karena adanya gerakan-gerakan cinta lingkungan seperti menjaga pantai, gerakan bersih-bersih sampah. Sekarang ini sampah plastik sudah sangat berkurang. Supadma menambahkan konsep Desa Adat dan Desa Pakraman dengan semangat “menyama braya”-nya sudah menjadi inspirasi. “Tinggal kita gaungkan lebih luas lagi ke tingkat global, interparliament union bahkan PBB,” jelasnya.

WPFSD yang berlangsung pada 4-5 September 2019 diikuti 150 delegasi dari 28 negara dibuka Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan dihadiri Wapres Jusuf Kalla.
Supadma Rudana yang duduk sebagai anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menambahkan Bali telah menerapkan pentingnya ‘green tourism’ atau ‘sustainable tourism development, sehingga Bali menjadi contoh utama dalam pembangunan kepariwisataan yang berbasis Tri Hita Karana -Green Sustainable Tourism Destination.

Menurut anggota DPR RI asal Gianyar yang pada periode 2019-2024 kembali ke Senayan ini, Bali ke depan akan semakin diminati dunia karena memiliki komprehensivitas yang tinggi dalam bidang destinasi. Ia berharap pertemuan kali ini dapat merumuskan Bali Action yang menjadi tujuan implementasi TPB.

“Ini memang akan dirumuskan dalam Bali Action dari berbagai negara melalui parlemennya untuk menerapkan secepat mungkin agenda 2030 agar pencapaian pembangunan yang berkelanjutan dapat terwujud,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, mengatakan kegiatan World Parliamentary Forum Sustainable Development (WPFSD) ke-3 yang mengangkat tema “Combating Inequality through Social and Financial Inclusion” mengatakan tema ini sejalan dengan isu strategis mengenai masalah kesenjangan yang terjadi di berbagai belahan dunia.

“Saya berpendapat bahwa TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) merupakan komitmen global untuk mencapai masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk semua, dan bertujuan untuk mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, ketimpangan, iklim, degradasi lingkungan, kemakmuran, perdamaian dan keadilan,” ujarnya.

Pihaknya menjelaskan bahwa ketimpangan menghadirkan tantangan dalam perwujudan hak asasi manusia. Dampak ketimpangan pada masyarakat menurutnya dapat sangat parah, terutama menciptakan dan melanggengkan kemiskinan serta marginalisasi, sehingga menyebabkan konflik.

Parlemen dengan fungsinya berperan penting dalam memastikan komitmen pembangunan seperti yang tertera pada TPB dapat tercapai. ‘No One Left Behind’ menurutnya bermakna No Parliament Left Behind, dengan arti parlemen harus selalu terlibat aktif dalam seluruh upaya pencapaian TPB.

Sidang parlemen dunia ini diakhiri dengan diadopsinya kesepakatan bersama yang diinisiasi oleh DPR RI yakni “Bali Roadmap” melalui sidang yang dipimpin oleh Dr. Nurhayati Ali Assegaf selaku ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen dan ketua WPFSD.

Bali Roadmap merupakan perwujudan kebutuhan akan komitmen serta political will yang kuat dan petunjuk untuk membangun langkah konkret dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) untuk saat ini dan bagi generasi di masa yang akan datang. (bas)