Pertemuan Tokoh Serangan-PT BTID, Sepakati Bentuk Tim Harmonisasi

(Baliekbis.con), Meski sempat berjalan alot, pertemuan antara perwakilan PT BTID dengan para tokoh Serangan yang berlangsung Jumat (3/8/ di Kantor Camat Denpasar Selatan berakhir dengan sejumlah kesepakatan di antaranya dibentuknya Tim Harmonisasi. Tim ini nantinya akan terdiri dari para tokoh Serangan, perwakilan BTID serta unsur terkait lainnya. Tim Harmonisasi ini ke depannya akan menjadi rujukan setiap kegiatan di kawasan Serangan. Selain itu dalam pertemuan yang dihadiri Anggota Komisi IV DPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra yang akrab disapa Gus Adhi, Asisten II Pemkot Denpasar, Camat dan pihak terkait lainnya itu juga melahirkan keputusan yakni jalan menuju tempat ibadah tidak boleh ditutup, ada jalan “memintar” bagi warga, ada jalan melingkar di kawasan itu untuk memudahkan kegiatan warga sehari-hari dan akses yang selama ini digunakan warga difungsikan kembali seperti semula.


Menurut Gus Adhi dengan adanya pertemuan ini maka ke depan masterplan pembangunan di kawasan Serangan ini harus disosialisasikan kepada warga. Warga harus tahu mau dibangun seperti apa dan dimana posisi nelayan ke depannya. “Apalagi kalau BTID bisa memberdayakan nelayan setempat, tentu ini akan sangat mendukung pembangunan di sana,” jelasnya. Gus Adhi melihat sebenarnya ada niat baik PT BTID mengembangkan kawasan di pulau Serangan. Namun dalam membangun perlu ada kesamaan sikap dan pikiran sehingga pembangunan nantinya juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat yang sebagian besar nelayan. Pembangunan di Serangan juga harus bisa menjaga kearifan lokal yang ada. Lingkungan, adat dan budaya harus dilestarikan. Serangan identik dengan pulau yang religius dan memiliki keunikan tersendiri, tegas Gus Adhi.
Sementara Gede Cipta Sudewa dari Dinas PUPR Denpasar mengingatkan BTID itu konsep pengembangannya resort. Jadi jangan mendirikan bangun yang tinggi agar tak mengganggu jalur penerbangan. Ia juga menjelaskan batas membangun adalah 100 meter dari air pasang atau gelombang tertinggi.

Sementara tokoh Serangan Wayan Loka mengingatkan agar BTID dalam membangun melakukan koordinasi dengan masyarakat. Sehingga warga tahu seperti apa pengembangannya. Nelayan yang hadir menjelaskan pembongkaran warung di sebelah pantai 2 dan pantai 3 akan menyebabkan warga kehilangan mata pencahariannya. Ketua DPD HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Bali Manu Mudita minta agar akses ekonomi, adat dan sosial budaya dan agama yang pernah ada di Kelurahan Serangan dikembalikan sesuai peruntukannya.
Bendesa Serangan mengatakan ada surat edaran tertanggal 6 April 2018 dari BTID yang meminta warga kampung Serangan yang berjualan di pantai 3 dan pantai 2 agar segera mengosongkan tempat tersebut karena ada rencana pembangunan serangkaian pelaksanaan IMF-World Bank Meeting bulan Oktober 2018. Di lokasi tersebut dikabarkan akan dibangun Beach Club. Padahal di sana terdapat sekitar 50 warung serta bedeng yang dibangun oleh warga untuk berjualan. Jika wilayah itu ditutup dampaknya pada kehidupan ekonomi dan aktivitas upacara keagamaan. Menyikapi hal itu, pada Rabu (1/8) berbagai elemen Serangan telah menggelar persembahyangan bersama dan rapat menyikapi hal itu. (bas)